HIDUPKATOLIK.com – Analis kebijakan publik, Yustinus Prastowo menerima sebuah penghargaan di Direktorat Jenderal Pajak, Senin, 25/11/2019. Ia dinobatkan sebagai Tokoh Edukasi Program Inklusi Kesadaran Pajak. Pria yang akrab disapa Pras ini merasa penghargaan yang diterimanya bukan hanya sebagai wujud apresiasi, melainkan sebagai pengingat bahwa perjalanan ke depan akan semakin menantang.
Tanpa pernah menduga sebelumnya, kelahiran Gunung Kidul ini mamaknai penghargaan tersebut sebagai sebuah anugerah yang bukan hanya untuk diterima, melainkan untuk terus dikembangkan. “Ada unsur upaya, jerih lelah manusiawi, namun pada akhirnya, Tuhan memberikannya secara cuma-cuma,” ujar lulusan Pascasarjana STF Driyarkara dan Universitas Indonesia ini.
Menurut Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), sebuah lembaga perpajakan independen yang mengadakan program edukasi publik mengenai perpajakan, pajak adalah kunci hubungan suatu negara dengan rakyatnya. Pajak, bagi umat Paroki Santo Servatius, Kampung Sawah, Bekasi ini, juga merupakan satu-satunya benteng kedaulatan negara di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi. Maka melalui CITA, anak bungsu dari dua bersaudara ini bertekad menghadirkan semangat patuh pajak di Indonesia.
Putra pasangan Stefanus Atmodjo dan Cicilia Sukirah ini menghimbau agar masyarakat, termasuk umat Katolik, dapat taat terhadap pajak. Baginya, seseorang yang tidak membayar pajak, dapat dikatakan sebagai penumpang gelap dan parasit di dalam negara. Selain itu, seorang yang membayar pajak ialah seorang yang memiliki kedaulatan dan hak untuk mengawasi dan menegur apabila terjadi sesuatu yang tidak sesuai. “Pajak adalah kegotongroyongan. Jadi, pastikan bahwa kita mematuhi pajak,” ujar pria yang memegang kukuh ayat kutipan dari Injil Lukas 12:48.
Yola Salvia
HIDUP NO.50 2019, 15 Desember 2019