GERARDUS Koelman, itulah namanya. Jesuit berdarah Belanda ini adalah buah hati pasangan Wilhelmus A.J. Koelman dan Anna Th. M. Aengenent Koelman. Kelahiran 24 Juni 1931 ini lahir dan tumbuh besar di Amsterdam, Belanda. Sejak kecil, ia sudah termotivasi untuk menjadi imam.
Setamat pendidikan dasar dan menengah di Gymnasium Ignatianum College Amsterdam (1937-1949), Koelman membulatkan tekad bergabung dengan para pengikut Santo Ignatius Loyola sebagai calon Jesuit. Ia masuk Novisiat Serikat Yesus di Grave, Belanda, 7 September 1949. Sebagai Novis Jesuit, jiwa misionernya sudah berkobar-kobar. Ia bermimpi bisa pergi ke tanah misi sebagai Jesuit.
Gayung pun bersambut. Frater Novis Koelman diutus untuk bermisi ke Indonesia. Oleh karena itu, ia melanjutkan tahun novisiatnya di Novisiat Santo Stanislaus Kostka Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah. Frater Koelman pun mengikrarkan tri prasetya pertamanya di Novisiat Girisonta pada 17 September 1951.
Formasi sebagai Jesuit ia lanjutkan dengan mengikuti program Yuniorat di Girisonta pada periode 1951-1953. Setelah itu, Frater Koelman melanjutkan formasinya dengan belajar filsafat selama tiga tahun (1953-1956) di Sekolah Tinggi Filsafat-Teologi (STFT) di Yogyakarta.
Usai belajar filsafat, Frater Koelman mulai mencicipi perutusan karya perdana dalam Tahun Orientasi Kerasulan (TOK). Ia ditugaskan di Kolese De Britto, Yogyakarta. Di ladang karya perdana itu, ia bertugas sebagai surveillant, pamong, dan guru agama. Destinasi perutusan di bidang edukasi dan formasi ini seolah menjadi tanda ke mana arah tongkat perutusan berikutnya akan diacungkan. Ia menjalani TOK di Kolese De Britto dari tahun 1956 hingga 1959.
R.B.E. Agung Nugroho