HIDUPKATOLIK.com – Pastor, saya tertarik dengan kitab Ester (Perjanjian Lama), kenapa dalam kitab tersebut tidak menyebutkan nama Tuhan? Sedangkan banyak kekacauan yang terjadi, seperti pembunuhan, mabuk-mabukan, seks dsb. Di manakah campur tangan Tuhan dalam kisah ini?
Sandra Miranti, Blora
Kitab Ester merupakan satu dari Kitab Perjanjian Lama yang termasuk dari Kitab-kitab Sejarah, yaitu kitab-kitab yang memberikan gambaran perjalanan bangsa Israel. Kitab ini memang merupakan kitab yang unik dalam seluruh Perjanjian Lama, pertama kitab yang menggunakan nama perempuan, dan kitab ini tidak menyebutkan kata “Tuhan” satu pun.
Tentu, orang bisa bertanya-tanya mengapa kitab ini menjadi satu bagian dalam Perjanjian Lama. Kitab Ester sebenarnya kitab yang menceritakan tentang perjalanan bangsa Yahudi yang masih dalam pembuangan, pada zaman Kerajaan Persia pada abad ke-5. Sebagai sebuah kitab, Kitab Ester menjadi satu bagian dalam kanon Perjanjian Lama karena kitab ini memiliki arti penting bagi bangsa Israel, yaitu pemaknaan akan Perayaan Purim, pesta pembebasan bangsa Yahudi dari Kekaisaran Persia, yang dirayakan setiap Bulan Maret.
Nama Ester sendiri adalah nama dari seorang perempuan Israel yang bernama Hadasa (Est 2:7), yang kemudian berganti nama Persia, sebagai Ester. Ester adalah perempuan yang diangkat anak oleh Mordekhai, seorang Yahudi dari suku Benyamin (bdk. Est 2:5-7). Sosok Ester penting karena ketika Raja Ahasyweros dikecewakan oleh Ratunya, Wasti dan tindakan itu merugikan bagi pria-pria Persia, karena bisa tidak dihormati oleh perempuan, anggota-anggota istana raja mengusulkan agar mengadakan sayembara untuk memilih ratu baru menggantikan Wasti. Disinilah sosok Ester muncul sebagai perempuan yang terpilih karena kecantikannya menyukakan Raja, sehingga dia menjadi Ratu Persia.
Hal yang menarik dalam Kitab Ester adalah ketidakhadiran nama “Tuhan” atau “YHWH” yang tidak muncul dalam kitab ini. Orang berpikir bahwa Tuhan tidak berkarya di sini, atau kitab ini tidak layak untuk disebut Kitab Suci. Namun, ada dua hal utama mengapa kata “YHWY” tidak muncul dalam kitab ini.
Pertama, kata “YHWH” tidak muncul karena latar belakang situasi bangsa Yahudi saat itu yang tidak memungkinkan untuk melakukan peribadatan. Kedua, kitab ini sebenarnya mau menunjukkan kepada bangsa Yahudi bahwa “YHWH” bekarya di belakang layar meskipun mereka dalam situasi yang kelam. Lalu, bagaimana “YHWH” berkarya? Tidak ada karya ajaib dari Allah. Tidak ada suatu kekuatan hebat di sana.
“YHWH” dalam kitab ini, berkarya melalui iman dan keberanian Ester. Ester merupakan gambaran perempuan beriman di mana Allah bekerja di dalam dirinya. Ester seorang perempuan Yahudi yang tak gentar untuk memperjuangkan pembebasan bangsa Yahudi dari rencana pembantaian masal yang telah dirancang oleh Haman. Ester melakukan puasa bersama Mordekhai, sebelum dia memberanikan diri untuk menyampaikan permintaanya kepada Raja (Est 4:15-17).
Tindakan Ester ini merupakan ungkapan seorang beriman. Dia berani meminta kepada Raja Ahasyweros untuk pembebasan bangsanya. Di sinilah Allah bekerja meskipun tidak ada kata “YHWH” yang memerintahkan. Ini semua bukan karya manusia biasa, tetapi karya yang dilakukan oleh Allah dalam keheningan. Ini merupakan bagian dari Penyelenggaraan Ilahi (Providentia Dei).
Gambaran karya Allah yang tersembunyi dalam kisah sosok Ester ini menunjukkan bahwa Allah tidak diam dalam situasi apa pun. Kekacauan-kekacauan yang terjadi, seperti pembunuhan, mabuk-mabukan, seks yang mengikuti kisah dalam Kitab Ester ini bukan menyatakan “Kematian Allah”, atau Allah tidak hadir di sana.
Kitab Ester memberikan perspektif bahwa Allah tetap bekerja dan berkarya dalam kehidupan manusia meskipun situasi hidup dalam kekelaman. Dengan kata Allah, Allah selalu bekerja kapan pun walaupun tidak nampak atau bahkan tidak disebutkan dalam suatu kitab.
Pastor Yohanes Benny Suwito
HIDUP NO.33 2019, 18 Agustus 2019