HIDUPKATOLIK.com – Pada 1994, fotografer ternama asal Brasil, Sebastião Salgado pulang kampung setelah liputan melelahkan tentang konflik di Rwanda. Ia ingin mencecap kembali keindahan alam tanah kelahiran; hutan yang menawarkan kesegaran dan keceriaan.
Tapi ternyata, ia kembali menelan pil pahit. Ia seperti menatap kembali kekerasan dan kehancuran di Rwanda. Hutan yang dulu hijau telah tandus. Tak ada lagi pepohonan dan semak belukar yang rimbun. Aneka satwa pun menghilang. “Tanah itu sakit!” ujarnya saat berbicara kepada sekelompok pemimpin agama dalam pertemuan puncak tentang perubahan iklim di Paris, Perancis beberapa tahun lalu. “Hanya 0,5 persen tanah yang masih ditutupi pohon,” protesnya seperti dikutip dari aleteia.org, awal Mei lalu.
Bersama sang istri dan beberapa kerabat, Salgado pun berinisiatif menghijaukan kembali tanah kelahiran mereka di Minas Gerais, Brasil. Pria yang mengaku amat terkesan dengan ensiklik Laudato Si’ ini pun mendirikan Instituto Terra, sebuah organisasi yang kini telah berhasil menanam empat juta pohon selama beberapa tahun terakhir.
Tanah yang tandus itu pun kembali hijau. “Serangga, burung, ikan, dan berbagai satwa sudah kembali lagi. Saya juga merasa terlahir kembali,” ucapnya.
Y. Prayogo
HIDUP NO.24 2019, 16 Juni 2019