web page hit counter
Senin, 25 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Melupakan Warisan Luhur Leluhur Sama Artinya Kita Membunuh Jiwa Sendiri

3/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – BUDAYAWAN nasional asal Tana Toraja, Pastor Yans Sulo Panganna mendorong orang muda generasi milenial menggali warisan leluhur bangsa sebagai salah satu cara ampuh membentengi diri terhadap bahaya budaya modernitas yang telah merangsek ke semua sendi-sendi kehidupan.

“Meninggalkan dan melupakan warisan luhur yakni kearifan lokal, tradisi, budaya, sama saja dengan membunuh jiwa kita, bangsa sendiri. Dan, Pancasila merupakan warisan luhur yang tak ternilai harganya. Bung Karno pun mengakui  menggali Pancasila dari nilai-nilai luhur bangsa kita,” tandasnya kepada Hidupkatolik.com dalam rangka memperingati Hari Kelahiran Pancasila, Sabtu, 1 Juni 2019 ini.

Pastor Yans, demikian penulis buku “Toraya Tondokku, Nusantara Negeriku” disapa, mengatakan, lahirnya Indonesia sebagai satu bangsa yang berdaulat dan merdeka, tentu bukan suatu peristiwa yang biasa saja, tetapi sebuah peristiwa yang luar biasa.

Baca Juga:  Keuskupan Tanjungkarang Memperoleh Tiga Imam Baru: Imam Tanda Kehadiran Allah

“Bagaimana tidak, ratusan suku bangsa dengan aneka bahasa, ras, golongan, etnis, dan lain-lain, membentuk kesepakatan bersama menjadi negara bersatu dengan dasar Pancasila,” ujarnya.

Menurut Pastor Yans, semua suku di negeri ini memiliki nilai perjuangan yang sama yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan untuk semua rakyat.

“Pancasila, yang HUT-nya kita rayakan hari ini, telah membingkai dan meyakinkan suku-suku di Nusantara ini bahwa nilai-nilai luhur warisan leluhur di masing-masing daerah hendaknya terus dipelihara dan dilestarikan. Nilai-nilai luhur tersebut telah dibingkai dalam nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan fondasi hidup bersama menuju suatu tujuan kehidupan bersama yaitu kesejahteraan dan kebaikan kita bersama tanpa kecuali,” kata pria yang lebih dari 10 tahun terakhir menggali dan meneliti budaya Tana Toraja.

Baca Juga:  Uskup Agung Palembang: Banyak Intelektual Katolik, Hanya Sedikit yang Mau Berproses

Di Tana Toraja sendiri sedang berlangsung Seminar Nasional bertema “Kita Adalah Sesama Anggota: Berawal dari Komunitas Jejaring Sosial Menuju Komunitas Insani.”

Seminar ini merupakan rangkaian Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN), hari keenam yang dipusatkan di Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Hadir sebagai pembicara Richardus Eko Indrajit, Alois Wisnu Nugroho, Errol Jonathans, dan Puspitasari.

Sekretaris Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Pastor Kamilus Pantus berharap, ratusan orang muda yang hadir dalam seminar ini dan orang muda Katolik di mana pun berada, memanfaatkan internet dan media sosial dengan konten-konten positif untuk melawan berita hoaks, ujaran kebencian, dan radikalisme.

 

Hasiholan Siagian (Tana Toraja)

Baca Juga:  Keuskupan Tanjungkarang Memperoleh Tiga Imam Baru: Imam Tanda Kehadiran Allah

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles