HIDUPKATOLIK.com – Tangan seorang pria dirantai di sebuah tiang. Di sebelah kiri pria itu ada seorang wanita yang memegang lilin. Mereka berdua tak saling bertatapan namun hati mereka menyatu dalam duka. Adegan itulah yang tampak dalam lukisan berjudul “Maria berdoa untuk Putranya” karya Pastor Lasbert Livinus Sinaga CICM.
Sudah lama, melukis menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari hidup Pastor Las. Imam asal Pulau Samosir, Sumatera Utara ini senang menuangkan imajinasinya dalam bentuk gambar. Hal itu terlihat dari dinding rumahnya yang penuh dengan goresan kapur.
Pastor Las menuturkan, lukisan karyanya akan cepat selesai jika pesanan konsumen cocok dengan inspirasi atau ide yang ia ajukan. Setelah mendengar cerita dari pemesan, ia lalu berusaha menerjemahkan pesan apa yang hendak dituangkan dalam lukisan. “Setelah itu saya tambahkan dengan ide saya agar lukisan tersebut lebih bercerita. Mungkin ini keunikan lukisan saya,” jelas imam yang mengambil program masteral psikoterapi dan psikologi di Melbourne, Australia ini.
Selain sebagai bentuk aktualisasi diri, imam yang pernah berkarya sebagai socius di Novisiat CICM dan rektor di Postul an CICM Makasar ini menggunakan, lukisan sebagai sarana evangelisasi. Lukisan itu menjadi pembukanya menyampaikan topik renungan sewaktu memberikan retret, rekoleksi ataupun seminar. “Saya dapat menyegarkan diri
dengan cara menuangkan imajinasi saya dalam lukisan. Melukis mampu membawa suasana hati saya menjadi baik,” ujarnya.
Ivonne suryanto
HIDUP NO.14 2019, 7 April 2019