HIDUPKATOLIK.com – Hari Raya St. Yusuf, 2 Sam 7:4-5a,12-14a,16; Mzm 88; Luk 2:41-51a
ORANG yang rajin beribadah merasa Allah hadir di biara, gereja, mesjid, wihara dan sebagainya. Pertapa menjumpai Allah di gunung, padang gurun dan tempat sunyi lain di alam. Para sufi bertemu Allah di dalam keheningan batin.
Para aktivis sosial bertemu Allah dalam diri orang miskin di tengah hiruk pikuk dunia. Itulah Allah yang omni presence. Ia hadir menampakkan diri di manapun dan kepada siapapun yang mencari dengan tulus hati.
Melalui Nabi Natan, Allah mengingatkan Israel bahwa Ia bukan Allah yang menetap dalam rumah kayu buatan manusia, melainkan Allah yang menyertai umat-Nya di segala tempat. Keselamatan adalah inisiatif Allah yang mendatangi umat-Nya untuk membawanya keluar dari perbudakan dosa dan ancaman musuh.
Di mana ada kemerdekaan yang membebaskan manusia dari penindasan, di mana ada keadilan dan cinta kasih, di situlah Allah hadir. Sesudah bersama orangtua-Nya beribadah pada hari raya Paskah di Yerusalem, Yesus tidak ikut pulang.
Ia duduk di tengah alim ulama sambil mendengarkan dan mengajukan pertanyaan. Yesus didapati sedang bersoal-jawab dengan orang di sekitar-Nya. Ia menjadi tanda kehadiran Allah dalam dialog atau percakapan-percakapan, bukan hanya dalam doa dan ibadah resmi. Ia juga bersemayam di dalam hati dan tubuh kita sebagai bait suci-Nya.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta
HIDUP NO.11 2019, 17 Maret 2019