HIDUPKATOLIK.com – Meskipun telah menyandang gelar master, Paulus Agung Pambudhi pernah kerja serabutan. Sejak tahun lalu, ia berkarya sebagai Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Berhimpun dalam organisasi menjadi kebiasaan Agung semenjak remaja. Ia aktif melibat dalam setiap kegiatan muda-mudi Katolik (mudika).Kala menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro Semarang, ia juga mencatatkan diri sebagai anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Semarang. Di organisasi inilah, Agung belajar dan bersentuhan dengan beragam pemikiran serta konsep mengenai hidup bernegara. Dari situ, terbersit cita-cita dalam benak Agung untuk turut memberikan diri dalam membangun masyarakat Indonesia yang kian sejahtera.
“Dari kecil sampai sekarang, saya suka ikut organisasi. Mungkin hal ini pula yang membuat pola pikir dan keterampilan saya terus berkembang,” aku ayah tiga anak ini. Agung mengakui, melalui beragam organisasi itu, karakter pribadinya ter bentuk. “Organisasi juga mengajari agar saya semakin mencintai bangsa dan tanah air ini,” ujar suami Bernadette Bayu Amiarsi ini.
Belajar dan terus belajar. Itulah prinsip hidup Agung melakoni masa mudanya. Maka selepas belajar di Universitas Diponegoro Semarang, Agung memilih melanjutkan ke jenjang pendidikan master dalam bidang administrasi bisnis di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta.
Kerja serabutan
Meski telah meraih gelar master, tak serta merta memudahkan Agung mendapatkan pekerjaan. Ia harus bekerja serabutan, mulai dari manajer di perusahaan swasta, wartawan lepas, hingga menjadi guru. Kala itu, Agung juga aktif menulis beberapa artikel mengenai desentralisasi, tata kelola ekonomi, dan iklim investasi di Indonesia.
Saat pemerintah Indonesia mulai menggulirkan sistem otonomi daerah, Agung memilih melakukan pemantauan terhadap sistem ini. Sejak 2001, Agung mengemban tugas sebagai Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD). Selama kurang lebih 11 tahun, ia menekuni persoalan-persoalan desentralisasi ekonomi. Agung aktif mempromosikan kebebasan ekonomi lokal dalam sistem desentralisasi itu, terutama tentang regulasi ekonomi lokal dan tata kelola ekonomi daerah.
Hampir setiap minggu, Agung melakukan perjalanan keluar kota Jakarta. Ia mengunjungi semua kota besar ditiap provinsi, serta ratusan kabupaten di Indonesia. Ia bertemu dengan pemerintah daerah demi membangun serta mengembangkan tata kelola ekonomi daerah.
Untuk pengusaha
Lantaran kontribusinya terhadap kebebasan ekonomi daerah di Indonesia, Agung meraih Asia Foundation 50th Anniversary Award pada 2005. Tak hanya itu. Anggota Badan Pengurus Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Kerawam-KWI) ini, juga memperoleh kesempatan bergabung sebagai peneliti dalam Program Harvard Kennedy School (HKS) Indonesia.
Saat itu, ia mengambil topik penelitian “Ekonomi Politik Desentralisasi di Indonesia, Membangkitkan Pertumbuhan Ekonomi Lokal untuk Melayani Orang Miskin”. Tema penelitian Agung ini bersentuhan langsung dengan dinamika lokal yang mempengaruhi kebijakan, komitmen dan alokasi sumber daya untuk pengembangan pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, dan penciptaan lapangan kerja di daerah.
Selama lebih kurang 13 tahun, umat Paroki St Aloysius Gonzaga Cijantung, Jakarta Timur ini, bertekun dalam persoalan-persoalan ekonomi lokal. Pengalaman dan perjalanan sebagai Direktur Eksekutif KPPOD membuat Agung memahami seluk beluk perekonomi an di Indonesia. Pada 2013 Agung didapuk menjadi Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Ia bertugas menjadi “jembatan” antara para pengusaha dengan pemerintah, serta mengawal segala kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha.
Keluarga
Meski didera kesibukan setiap hari, Agung tak pernah melupakan saat-saat bersama keluarga. Anggota Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) ini mengaku selalu menimba kekuatan dan inspirasi dari keluarga. “Keluarga adalah yang terpenting bagi saya,” tegas nya.
Ia bercerita, selalu meluangkan waktu untuk Veronica Acintya Putri, Yoseph Aditya Pambudhi, Martinus Satria Pambudhi, dan istrinya. Jika tak ada pekerjaan, setiap minggu, mereka selalu mengikuti perayaan Ekaristi bersama. Saat liburan tiba, Agung pun kerap mengajak keluarganya berekreasi. “Di tengah kesibukan, momen bersama keluarga merupakan hal yang paling berharga dalam hidup saya,” demikian Agung.
Paulus Agung Pambudhi
TTL : 04 Maret 1966
Isteri : Bernadette Bayu Amiarsi
Anak : Veronica Acintya Putri, Yoseph Aditya Pambudhi, Martinus Satria Pambudhi
Pendidikan :
• Universitas Diponegoro Semarang
• Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta
Pekerjaan :
• Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)
Penghargaan :
• Research Fellowship of Ash Center for Democratic Governance and Innovations of Kennedy School of Government of Harvard University, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat
• Asia Foundation 50th Anniversary Award
Organisasi:
• Wakil Kepala Kompartemen Otonomi Daerah Dewan Nasional Kamar Dagang Indonesia dan Industri (2010-2012)
• Tim Ahli Kementerian Dalam Negeri (2009-2010)
• Anggota Komisi Kerasulan Awam KWI (2005-sekarang)
• Anggota Senior International Movement of Catholic Students/IMCS (1992-1994)
• Dewan Penasihat Komite Nasional Pemuda Indonesia Jawa Tengah (1990-1992)
• Anggota Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA)
Maya Maria
HIDUP NO.04 2014, 26 Januari 2014