web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Panggilan Politik Umat Katolik

Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Melalui Surat Gembala, para uskup seluruh Indonesia mengajak umat menjadi pemilih yang cerdas dengan berpegang pada hati nurani saat menentukan pilihan pada Pemilu 2014. Gereja memanggil umat agar terlibat aktif dalam Pemilu 2014.

Memasuki tahun 2014, paroki-paroki, kelompok kategorial, serta komunitas-komunitas umat beriman di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) menggelar beragam acara sebagai bentuk sosialisasi Pemilu 2014. Dalam koordinasi Seksi Hubungan Antaragama dan Kemasyarakatan (HAAK), digelarlah seminar, diskusi, atau sarasehan politik. Ada yang dihadiri ratusan umat, tapi ada pula yang hanya diikuti beberapa gelintir orang.

Pertengahan Februari lalu, Seksi HAAK Paroki St Thomas Rasul Bojong Indah, Jakarta Barat bersama Wanita Katolik RI (WKRI) Cabang Sathora menggelar sosialisasi Pemilu 2014 di Gedung Karya Pastoral Sathora. Dalam acara ini, hadir para calon anggota legislatif (caleg) yang akan berebut suara di daerah pemilihan (dapil) Jakarta 3 yang meliputi wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, serta Kepulauan Seribu. Hal serupa juga dibuat Seksi HAAK Paroki St Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Utara. Acara ini menghadirkan narasumber pengajar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta F. Budi Hardiman, pengamat politik J. Kristiadi, serta staf KPU Jakarta Utara.

Budi Hardiman mengatakan, seringkali umat Katolik mengalami kesulitan untuk terlibat secara aktif dalam dunia politik, tetapi itu tidak berarti umat harus menarik diri dari pergaulan. Salah satu bentuk partisipasi umat Katolik dalam proses politik di negeri ini adalah dengan ikut memilih dalam Pemilu 2014. Hal senada diungkapkan Kristiadi. Dengan mengikuti Pemilu 2014, menurut Kristiadi, umat Katolik turut serta menentukan wakil-wakil rakyat yang akan membuat keputusan-keputusan politik yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak, termasuk umat Katolik. Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) ini juga berharap, agar keterlibatan umat Katolik tidak berhenti pada pelaksanaan Pemilu saja. Pada masa mendatang, umat Kato lik juga bisa berpartisipasi lebih aktif dalam proses pengawasan para pemimpin yang telah terpilih melalui Pemilu 2014.

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Kristiadi kembali memantik semangat keterlibatan umat Katolik dalam dunia po litik di aula Betlehem, Gereja Paroki Keluarga Kudus Rawamangun, Jakarta Ti mur, pertengahan Februari lalu. Acara yang digelar Seksi HAAK paroki ini, juga menghadirkan Guru Besar STF Driyarkara Jakarta RP Franz Magnis Suseno SJ.

Sementara pada pertengahan Maret lalu, ratusan orang muda Katolik dari ber bagai paroki dan sekolah di KAJ mengikuti sosialisasi Pemilu 2014. Acara yang digelar Komisi Kepemudaan KAJ di aula Katedral Jakarta ini bertajuk “OMK Vote Indonesia – Your Voice Your Vote – Jadilah Pemilih Yang Cerdas”. Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, yang hadir dalam acara ini mengajak orang muda Katolik mengenali partai politik peserta Pemilu 2014 serta para caleg melalui media internet. “Silakan searching tentang partai politik dan caleg lewat berbagai jejaring di internet,” ajak Yunarto Wijaya.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

RD Antonius Benny Susetyo yang hadir sebagai salah satu pembicara, mengajak orang muda Katolik membaca Surat Gembala Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) tentang Pemilu 2014. Menjelang Pemilu legislatif yang akan digelar Rabu, 9 April 2014, para uskup menyerukan, agar umat Katolik, termasuk orang muda, terlibat secara aktif dalam Pemilu 2014

Tak asal pilih
Panggilan umat Katolik untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses Pemilu 2014 ditegaskan para uskup melalui Surat Gembala yang dilayangkan awal tahun ini. “… selain merupakan hak, ikut memilih dalam Pemilu merupakan panggilan sebagai warga negara. Dengan ikut memilih berarti Anda ambil bagian dalam menentukan arah perjalanan bangsa ke depan,” demikian salah satu kalimat dalam Surat Gembala tersebut.

Para uskup juga berharap, umat Katolik menjatuhkan pilihan secara cerdas. “Penting disadari bagi para pemilih untuk tidak saja datang dan memberikan suara, melainkan menentukan pilihannya dengan cerdas dan sesuai dengan hati nurani.” Maka, umat diharapkan tidak memilih dengan asal menggunakan hak pilih, apalagi sekadar ikut-ikutan. Diharapkan, siapa pun caleg dan partai apapun yang dipilih, merupakan pilihan yang diyakini dapat melahirkan wakil-wakil rakyat yang mau dan mampu berjuang bersama seluruh elemen masyarakat me wujudkan cita-cita bersama bangsa Indonesia.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

Awasi Pemilu
Selain dipanggil untuk turut serta memilih dalam Pemilu 2014, Gereja juga meng ajak setiap umat ikut memantau dan mengawasi proses Pemilu. Ikut mengawasi, bukan hanya pada saat penghitungan suara, melainkan selama proses Pemilu 2014, demi Pemilu yang transparan, jujur, serta adil. Umat diharapkan mengikuti secara cermat proses penghitungan suara, bahkan terus mengawasi pengumpulan suara dari tempat pemungutan suara (TPS) sampai ketingkat kecamatan dan kabupaten, agar tidak terjadi rekayasa dan kecurangan. Gereja juga mendorong dan memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok dalam masyarakat yang dengan cermat mengikuti dan mengkritisi proses Pemilu.

Umat juga hendaknya turut serta menjaga keamanan proses Pemilu 2014, agar tidak terjadi tindak kekerasan dalam bentuk apapun, baik secara terbuka maupun terselubung. Karena, bila kekerasan terjadi, damai dan rasa aman tidak akan mudah dipulihkan. Bersama dengan masyarakat, umat Katolik turut menjaga agar tidak terjadi upaya-upaya memecah belah atau adu domba warga yang dilakukan demi suatu target politik.

Sebagai orang beriman, marilah kita mengiringi perjalanan proses demokrasi ini dengan doa memohon berkat Allah, agar Pemilu 2014 ini melahirkan wakil-wakil rakyat yang sungguh-sungguh peduli, berbelarasa terhadap rakyat, serta berjuang demi keutuhan Indonesia. Sehingga, cita-cita keadilan dan kesejahteraan bersama bisa kian mewujud nyata.

Y. Prayogo

HIDUP NO.13 2014, 30 Maret 2014

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles