SLEMAN, HIDUPKATOLIK.com – Pengurus Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) DPC Kabupaten Sleman diharapkan lebih aktif bergerak di masyarakat, sehingga dapat lebih terlibat dalam proses pembangunan karakter berbangsa dan bernegara.
Demikian pesan anggota DPRD Kabupaten Sleman, Gustan Ganda yang disampaikan pada acara Dialog Kebangsaan ISKA. Dialog ini diselenggarakan usai upacara pelantikan pengurus ISKA DPC Kabupaten Sleman, di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Sleman, Sabtu siang, 29/9.
Acara pelantikan dilakukan dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Moderator ISKA Sleman, Pastor Rony Surya Nugraha. Kepengurusan ISKA Sleman periode 2018-2022 tersebut dipimpin oleh B. Belariantata sebagai Ketua, dengan Penasihat adalah Ig. Suryadi dan Prof. Dr. JB Bana Wiratma. “Mari kita aktif di masyarakat,” kata Gustan Ganda. Ajakan tersebut diamini oleh seluruh hadirin, termasuk Ketua DPD Iska Provinsi DIY, A. Joko Wicoyo.
Kemartiran Romo Prier
Ketua ISKA Sleman, B. Belariantata, menjelaskan bahwa acara pelantikan diadakan di Gereja Santa Lidwina, Bedog, untuk “napak tilas” memperingati sejarah kemartiran iman Katolik yang dicontohkan oleh Pastor Prier. “Supaya ISKA berani berbuat,” tegasnya.
Seperti diketahui, Pastor Karl Edmund Prier termasuk salah satu korban dalam kasus penyerangan yang terjadi di Gereja Santa Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, pada Minggu, 11 Februari 2018.
Ketika itu Pastor Prier sedang memimpin Misa, tiba-tiba diserang dengan sabetan pedang oleh Suliono. Akibat penyerangan itu, Pastor Prier mengalami luka sobek di bagian kepala sehingga harus dioperasi di rumah sakit. Namun, ia segera memaafkan pelaku penyerangan itu.
“Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami,” kata Pastor Prier mengutip penggalan doa Bapa Kami. “Tiap hari kita mendoakan ‘ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami’. Itu mesti dilaksanakan,” pesan Pastor Prier.
Spiritualitas Ban Bocor
Sementara itu Moderator ISKA Sleman, Pastor Rony Surya Nugraha, mengingatkan tentang pentingnya ISKA membantu gereja. “Terapkan spiritualitas ban bocor. Kalau ban bocor, cari lobangnya untuk ditambal. Kita tidak memperbesar lobang yang ada, tapi menambalnya.”
Dia juga mengharapkan agar semua pengurus ISKA beriman secara cerdas, tidak untuk diri sendiri melainkan untuk semua orang. Iman jadi kompas bagi ilmu pengetahuan, oleh karena itu gereja melarang hal-hal yang merendahkan martabat manusia.
Wahyu Dramastuti