HIDUPKATOLIK.com – Penandatanganan perjanjian Sino-Vatikan mengenai pengangkatan uskup tidak selalu mendulang apresiasi manis. Uskup Hong Kong Michael Yeung angkat bicara kepada kantor berita Reuters yang memberikan pernyataan pada Rabu, 3/10.
Uskup Yeung khawatir penindasan terhadap umat Katolik di Tiongkok daratan akan tetap berlanjut, meskipun ada kesepakatan penting yang disepakati bulan lalu antara Vatikan dan Pemimpin Partai Komunis Beijing. Uskup kelahiran 1 Desember 1945 ini mengutarakan bahwa butuh waktu untuk mengatasi masalah di luar pengangkatan uskup yang disepakati dalam perjanjian itu.
Masalah ini termasuk pembebasan para imam yang ditahan dan kebebasan berekspresi akan keyakinan bebas beragama di Tiongkok. Alumni Universitas Harvard ini mengamati rincian perjanjian sementara untuk penunjukkan uskup di Tiongkok kepada Vatikan, belum diumumkan oleh kedua belah pihak.
Uskup dari Keuskupan Hong Kong yang selama puluhan tahun melayani secara gratis di perbatasan bagi warga negara Tiongkok yang secara resmi ateis ini tidak melihat rincian tersebut.
“Saya tidak berpikir penandatanganan perjanjian sementara ini berarti solusi bagi segalanya. Butuh waktu dan akan memakan waktu beberapa tahun untuk melihat hasilnya,” ujarnya kepada Reuters dalam sebuah wawancara ekslusif di ruang kerjanya di Keuskupan.
Uskup yang memiliki motto ‘Surgite Eamus Hinc’ ini melanjutkan, “Perjanjian sementara tidak bisa menghentikan penindasan, tidak bisa menghentikan gereja-gereja diruntuhkan dan orang-orang muda di bawah 18 tahun masih tidak diizinkan untuk pergi ke gereja. Hal-hal ini akan membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya.”
Kementerian Luar Negeri Tiongkok pun tidak segera menanggapi permintaan faks untuk komentar ketika diminta pihak Reuters. Kantor pemerintahan negara ini sebagian besar tutup karena menyambut liburan ‘Golden Week’.