HIDUPKATOLIK.com – Epifani, 5 Januari 1964, permusuhan Gereja Katolik Roma dan Gereja Orthodoks Konstantinopel berakhir. Sejak Skisma Besar tahun 1054, penerus Takhta St Petrus dan Takhta St Andreas pecah kongsi dan berjalan sendiri-sendiri. Pasca 900 tahun, Paus Paulus VI dan Patriakh Athenagoras I bertatap muka untuk pertama kalinya di Yerusalem, mematahkan belenggu kebekuan dan rasa cukup diri.
Pada 21 November 1964, Konsili Vatikan II (1962-1965) menerbitkan Dekrit Unitatis Redintegratio yang mengafirmasi pintu ekumenisme yang telah dibuka. Sementara Gereja Timur pun menggelar Konferensi Pan-Orthodoks (1961-1968). Tahun 1965, dua Gereja itu dengan tegas mencoret “anathema” (kutukan) secara resiprokal. Selang empat tahun, dua primat Gereja itu mendeklarasikan “dialog kasih” dan “dialog kebenaran”. Mereka bermufakat untuk mengadakan kunjungan resmi tahunan melalui delegasi masing-masing. Gereja Timur akan berkunjung ke Roma pada Pesta St Petrus dan Paulus tiap 29 Juni. Sementara Gereja Katolik mengunjungi Konstantinopel pada Pesta St Andreas tiap 30 November.
Paus Yohanes Paulus II dan Patriakh Dimitrius I mengambil langkah maju dengan membuka “dialog teologi” antara Gereja Barat dan Timur tahun 1979. Maka didirikanlah Komisi Internasional untuk Dialog Teologi antara dua Gereja itu. Sejak 1980, komisi ini mengadakan sidang untuk pertama kalinya di Patmos, Yunani. Sidang-sidang itu terus berlangsung dan menghasilkan dokumen sebagai acuan bersama. Hingga 2010, sudah terlaksana 12 kali sidang dan perjalanan ekumene pun kian meningkat.
Setelah 50 tahun penerus St Petrus dan St Andreas bertemu di Yerusalem, pertemuan itu terulang kembali antara Paus Fransiskus dan Patriakh Bartolomeos I, 25 Mei 2014. Maka logo pertemuan mereka ialah gambar St Petrus dan St Andreas dua murid Yesus yang pertama saling berpelukan di atas perahu. Ini menggambarkan dua Santo besar dari dua Gereja besar yang bersaudara. Gambar perahu ialah simbol Gereja. Mottonya pun berbunyi “ut omnes unum sint” (jadilah mereka satu), sebagai harapan masa depan dua Gereja ini.
R.B.E. Agung Nugroho
HIDUP NO.23, 8 Juni 2014