web page hit counter
Sabtu, 23 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Pastor Anton Silvinus dan Pastor Johanes Robini Marianto OP: Jangan Katakan Tak Ada Setan

3.9/5 - (44 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Pelayanan dan katekese mengenai eksorsisme di Indonesia cukup langka. Sementara tak sedikit masyarakat masih hidup dan percaya kepada roh-roh gaib, klenik, dan supranatural.

Keuskupan Agung Pontianak merupakan satu dari dua keuskupan di Indonesia yang memiliki imam eksorsis. Mereka (imam-imam eksorsis) ditunjuk khusus oleh uskup setempat. Karya pelayanan ini tak mudah dan tak biasa, selain menuntut wawasan, imam eksorsis juga harus memiliki keutamaan hidup dan teladan iman yang baik. Wawancara dengan Pastor Anton dan Pastor Robini, sapaan mereka, dilakukan melalui surat elektronik, Senin, 7/5/2018.

Apa dasar eksorsisme dalam Gereja Katolik? Apakah di luar Gereja Katolik ada eksorsisme?

Gereja Katolik melakukan eksorsisme bukan tanpa dasar. Gereja Katolik sadar bahwa musuh Allah, yakni setan dan pekerjaan-pekerjaannya masih terus berkerja di dunia kita. Setan masih berkeliaran di zaman now ini. Kehadiran dan taktik-taktik setan kepada seseorang, komunitas-komunitas, masyarakat, dan bahkan peristiwa-peristiwa tertentu bisa terjadi.

Bapa Suci Yohanes Paulus II pernah mengatakan, “Setan memiliki banyak keahlian dalam dunia untuk menyebabkan manusia menolak keberadaan-Nya atas nama rasionalisme, dan setiap sistem pemikiran yang mencari pengertian-pengertian yang mungkin untuk menolak mengenal aktivitas-Nya.”

Dalam Kitab Suci, Yesus sering mengusir setan dalam beberapa pengajaran dan evangelisasi-Nya. Apa yang dilakukan Yesus dalam eksorsisme merupakan sebuah tanda akan kuasa Penyelamatan-Nya. Maka kuasa eksorsisme itu juga diberikan Yesus kepada para pengikut-Nya. Jadi, Gereja Katolik melakukan eksorsisme atas dasar perintah Yesus kepada para pengikut-Nya untuk mengusir setan atau roh-roh jahat (Mat. 10:1; Mat. 10:8; Luk. 9:1; 10:17; Mrk. 16:17).

Kita harus “percaya kepada Injil dan jangan pernah mengatakan bahwa setan tidak ada. Setan itu sungguh riil dalam dunia. Jangan mengatakan gagasan setan telah mati dan berakhir”, tegas Uskup Emeritus Rochester, New York, AS, Mgr Fulton John Sheen (1895-1979). Tindakan eksorsisme menghadirkan damai Yesus.

Bagaimana asal mula hingga Pastor menjadi imam eksorsis dan dipercaya oleh Mgr Agustinus Agus sebagai ketua Tim Exorcista?

Pastor Anton: pertama-tama harus saya katakan bahwa saya sendiri juga heran mengapa Bapa Uskup memilih dan mempercayai saya sebagai imam eksorsis sekaligus Ketua Tim Exorcista. Saya sendiri adalah imam yang biasa-biasa saja. Barang kali karena saya pernah ikut kursus dan pelatihan tentang eksorsisme selama tiga bulan bersama Tim Eksorsis Keuskupan Agung Manila Filipina di bawah bimbingan Pastor Jose Francisco C. Syquia.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

Bisakah Pastor menceritakan secara detail apa itu Tim Exorcista?

Tim Exorcista kurang lebih seperti kelompok doa. Tim ini mewancarai “klien” yang datang untuk minta didoakan, memberikan tugas-tugas rohani kepadanya, seperti berdoa kepada Bunda Maria, pengakuan dosa, dan lain-lain, menentukan jadwal doa, mengunjungi dan mendoakan umat yang kerasukan setan.

Tim Exorcista baru terbentuk pada 10 Maret 2018. Tim ini tidak sama dengan komisi-komisi yang ada di keuskupan-keuskupan. Tim Exorcista hanya berkecimpung pada hal-hal yang sifatnya sakramentali.

Sudah berapa banyak tindakan eksorsis yang Pastor lakukan sampai sekarang?

Pastor Anton: Karena baru mendapat fakultas tentang eksorsisme, maka saya belum bisa menjawab berapa persisnya tindakan eksorsisme yang telah dilakukan. Tetapi, menurut cerita pengalaman Romo Robini, yang sudah lama menjadi imam eksorsis Keuskupan Agung Pontianak, bahwa tindakan eksorsis sudah cukup banyak. Hanya saja “pasien” yang sungguh kerasukan belum pernah ditangani. Kasus-kasus roh jahat akibat sihir dan bersentuhan dengan kuasa setan cukup sering, meski tak secara periodik (sehari atau sebulan). Umat yang datang untuk minta didoakan eksorsime berasal dari sejumlah keuskupan.

Dapatkah Pastor mendeskripsikan pengalaman dan ritual eksorsisme?

Pastor Anton: Duh, maaf, saya tak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dari apa yang saya alami dan lalukan. Tetapi baiklah saya akan membagikan pengalaman ketika kursus eksorsisme di Filipina. Pada Februari 2018, saya menyaksikan seorang ibu yang sedang didoakan oleh seorang pastor eksorsis dengan memakai ritus doa minor exorcism (eksorsisme biasa).

Tiba-tiba, lidah ibu itu beraksi seperti ular. Semakin pastor mengulangi doa “Dalam nama Yesus, saya menghancurkan setiap kelekatan, hubungan, persengkongkolan dengan roh jahat antara (nama ibu itu) dan setiap sumber dan roh jahat”, ibu itu kian bereaksi. Sang imam terus melanjutkan dengan ritus doa solem exorcism (eksorsisme agung).

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Doa tersebut menggunakan bahasa Latin. Imam itu lalu membacakan Injil, kemudian berdialog dengan ibu tersebut. Dia pun bertanya, nama dan mengapa masuk ke ibu itu. Tiba-tiba, suara ibu itu berubah menjadi aneh sambil berkata, “I am commono”, ‘Aku adalah Arokamor’, “Aku masuk untuk membinasakannya”.

Doa eksorsisme agung itu terus diulang sampai ibu tersebut benar-benar bebas dari setan itu. Kasus lain, pada Januari 2018, ada seorang anak berusia enam tahun. Dia sering ketakutan dan menangis tiap malam, tapi pada akhirnya sehat setelah didoakan oleh pastor.

Dalam melaksanakan praktek doa eksorsime, imam eksorsis idealnya harus selalu bersama dengan timnya. Selain itu, sebelum eksorsisme, imam eksorsis harus mempersiapkan batin, seperti melakukan doa pribadi dan mengaku dosa. Itu semua sangat dibutuhkan.

Apakah ada perasaan takut saat Pastor melakukan eksorsisme?

Semua manusia ada rasa takut, termasuk pengalaman pribadi sebagai imam eksorsis. Mengapa? Karena secara pribadi, kita tak bisa mengusir setan. Mampukah manusia melawan setan, yang dari segi kodrat kemampuannya melebihi manusia? Namun kita melakukannya karena iman akan karya dan kekuatan Tuhan; terutama iman akan Paskah Tuhan yang mengalahkan segalanya. Saya, kita, dan semua orang harus sadar akan peranan iman. Kita mengusir karena iman, bukan karena kekuatan manusiawi.

Apakah semua pastor bisa melakukan eksorsisme?

Kita harus membedakan dulu antara pengusiran (eksorsisme) dan pembebasan (deliverance). Kalau deliverance siapapun yang beriman kepada Tuhan dan Paskah Tuhan Yesus bisa melakukannya, ini karena iman personal. Namun, eksorsisme dalam arti mendoakan ritual eksorsisme milik Gereja (Roman Ritual of Exorcism) adalah lain. Dikatakan, hanya imam yang diberikan izin resmi oleh uskup atau ordinaris wilayah yang boleh mendoakan ritual resmi eksorsisme. Jadi ini harus dibedakan.

Bagaimana Pastor mengenali bahwa seseorang kerasukan setan?

Ada empat kategori seseorang bisa terkena pengaruh setan. Pertama, infestasi yaitu hadirnya pengaruh demonic di lokasi (misal, kasus rumah angker). Kedua, obsesi, orang merasa tanpa pengaruh pikirannya merasa ada kehadiran si jahat. Ketiga, opresi, yaitu seseorang dipengaruhi setan, misal penyakit (santet, dukun) atau masalah (emosi, psikologis, hidup rohani, relasi, pekerjaan). Keempat, possession (kerasukan), yaitu setan mengontrol penuh tubuh (bukan jiwa) seseorang.

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Ritual eksorsisme mengatakan, ada empat indikasi yang sangat besar probabilitasnya seseorang kerasukan setan. Pertama, bisa mengetahui masa lalu, kini, dan akan datang tanpa informasi sebelumnya akan sebuah hal atau kejadian. Kedua, bisa atau fasih berbahasa asing padahal orang tersebut tak tahu dan bahkan tak pernah mempelajari bahasa tersebut. Ketiga, memiliki kekuatan melebihi manusia normal (indikasi ini tampak terutama ketika orang itu sedang didoakan). Keempat, tidak suka atau menolak dan bahkan menghujat hal-hal atau berhubungan dengan rohani, misal air kudus, salib, dan Kitab Suci.

Mengapa manusia bisa kerasukan setan?

Ini pertanyaan yang susah dijawab. Namun ada beberapa poin yang kiranya bisa dikatakan sebagai berikut. Pertama, seseorang dengan sengaja bersentuhan dengan dunia demonic, seperti perdukunan. Kedua, melakukan dosa secara habitual (kebiasaan). Ini masuk akal. Orang yang melakukan dosa habitual pasti tidak dekat dengan Tuhan. Ketiga, ada anggota keluarga (terutama hubungan darah) yang bersentuhan dengan dunia magis. Keempat, dikerjain orang (bahasa umum), misal kutuk, santet, teluh. Kelima, pemurnian dari Allah. Ada banyak kasus di mana orang kudus diizinkan Tuhan untuk dikuasai sejenak oleh setan demi perkembangan rohaninya.

Apakah setan menampakkan dirinya sendiri atau lewat perantara, misal melalui manusia, benda, atau binatang? Apakah rupa dan perawakan setan kurang lebih sama seperti di televisi?

Setan itu tidak berupa. Rupanya adalah ketiadaan. Mengapa? Ketika memberontak kepada Tuhan, mereka kembali menjadi ketiadaan, bahasa Inggrisnya “abyss”, yaitu nothingness yang luar biasa. Manifestasi setan bisa beda-beda. Dalam kasus tertentu binatang dipakai hanya sebagai manifestasi kehadiran, jadi bukan penampakan. Maka persoalannya bukan penampakan.

Masalahnya adalah tidak ada wujud dan ketiadaan yang mencekam. Kalau TV mencoba memvisualkan setan belum tentu sama dengan aslinya. Yang asli, (setan) lebih parah dan mencekam. Namun, ini bukan persoalannya, setan bisa memakai segala cara, wujudnya adalah kehampaan.

Apa saran Pastor agar umat tak sampai kerasukan atau berada dalam pengaruh setan?

Sederhana, hidupilah rahmat baptisan dengan serius dan sejati.

Yanuari Marwanto

ARTIKEL SEBELUMNYA
ARTIKEL SELANJUTNYA

10 KOMENTAR

  1. Selamat malam saya Ester dari bandung saya umat dari stasi gereja st albertus magnus Saya juga mempunyai masalah yg sma pada kakak saya. banyak orang mengatakan dia bertingkah aneh dan memang dia selalu pulang larut malam sekali dan ada seorang ibu mengatakan bahwa dia ditempeli oleh makhluk lain.
    Sebenarnya hubungan antara kaka saya dan ayah saya sangat tidak baik sehingga jika ayah saya dirumah dia tidak pernah akan dirumah dan diluar rumah dia bertingkah sangat aneh. saya akan jelaskan lebih lagi mengenai tingkah aneh kaka saya tapi Pastur bolehkah saya meminta tolong bantuannya. Kami sekeluarga sangat ketakutan. bila berkenan mohon hubungi saya 085747102430 Melalui whatsapp juga tidak apa2. Terima kasih banyak

  2. “Ada banyak kasus di mana orang kudus diizinkan Tuhan untuk dikuasai sejenak oleh setan demi perkembangan rohaninya.”

    Pernyataan di atas perlu disertakan dengan contoh dan penjelasan yang memadai jika memang benar demikian. Karena sampai saat ini saya belum pernah baca adanya orang kudus (asumsi saya adalah “santo” atau “santa”) yang “dikuasai” setan.

    • Eksorsisme Nicola Aubrey,
      oleh Father Michael Müller, C.S.S.R.
      (kisah nyata / true story / dokument Vatikan yang baru dibuka )

      Sungguh suatu kenyataan yang luar biasa bahwa, sebagaimana setan menggunakan Martin Luther, seorang rahib yang ingkar, demi merendahkan Misa Kudus dan menyangkal Kehadiran Nyata, sedemikan pula Allah dapat menggunakan kekuatan setan sebagai pembuktian kehadiranNya yang nyata. Allah berulang kali secara terbuka memaksa setan untuk menyatakan kepercayaannya tentang kehadiranNya yang nyata, untuk mengacaukan para bidaah akibat kesesatan mereka, dan menaklukkan dirinya (setan) di hadapan Allah dalam rupa Sakramen Maha Kudus.

      Untuk maksud inilah Allah telah mengijinkan seorang wanita yang bernama Nicola Aubrey, seorang yang innocent/tak bersalah menjadi dikuasai/dirasuki oleh Beelzebul dan 29 kekuatan jahat lainnya. Penguasaan ini terjadi 08 November 1565 dan berakhir hingga 08 Februari1566.

      Orang tuanya membawa Nicola kepada Romo de Motta, seorang Imam yang saleh di Vervins, agar beliau dapat mengusir setan melalui eksorsisme sesuai Gereja Katholik. Rm.de Motta telah mencoba beberapa kali mengusir kekuatan jahat dengan menggunakan relikwi salib suci, namun tidak berhasil; Setan tidak dapat diusir. Akhirnya, diinspirasikan oleh Roh Kudus, beliau memutuskan untuk mengusir setan dengan kehadiran Sakramen Tubuh dan Darah Kristus. Sementara Nicola terbaring dalam keadaan mati suri, Rm. de Motta meletakkan Sakramen Maha Kudus di bibir Nicola, dan seketika daya kekuatan jahat dipatahkan; Nicola kembali sadar dan dapat menerima komuni kudus dengan segenap tanda devosi. Segera setelah Nicola dapat menerima Komuni Kudus, wajahnya menjadi cerah dan cantik sebagaimana raut wajah seorang malaikat, dan semua yang menyaksikannya diliputi sukacita dan keheranan, dan mereka bersyukur memuji Allah dari hati mereka yang terdalam.

      Dengan seizin Allah, setan datang kembali dan merasuki Nicola lagi.

      Ketika keadaan penguasaan setan atas Nicola diketahui orang banyak, beberapa orang pengkotbah Calvinis bersama pengikutnya datang, untuk “menyingkap kebohongan Paus”, kata mereka. Saat mereka masuk, setan memberi salam sambil mengejek mereka, menyebut nama2 mereka dan mengatakan bahwa mereka telah datang karena ketaatan pada setan. Salah seorang pengkotbah membuka buku doa Protestannya dan mulai membaca dengan wajah yang sungguh khidmat. Setan mentertawakannya, dan menunjukkan mimik muka seperti komik, setan berkata: “Ho ho! Teman-teman baikku; apakah engkau ingin mengusir aku dengan doa2 dan pujianmu? Apakah kamu pikir hal itu akan menyakiti aku ? Tidak tahukah kamu bahwa doa pujian itu milikku ? Akulah yang telah membantu untuk menggubahnya !”

      “Aku akan mengusirmu dalam nama Tuhan,” kata pengkotbah itu sungguh2.

      “Kamu..!” kata setan, mengejek. “Kamu tidak akan mengusir aku baik dalam nama Tuhan atau dalam nama setan. Apakah kamu pernah mendengar ada setan yang satu mengusir setan yang lain?”

      “Aku bukan setan.” kata pengkotbah itu dengan marah, “Aku adalah pelayan Kristus”.

      “Seorang pelayan Kristus, tentu saja!” kata setan sambil menyeringai. “Tahukah kamu! Kukatakan padamu bahwa kamu lebih buruk daripada aku. Aku percaya, sedangkan kamu tidak mau percaya. Apakah kamu mengira bahwa kamu dapat mengusir aku dari tubuh orang sialan ini? Ha! Pergilah dulu dan usir setan2 dari dalam hatimu sendiri !”

      Pengkotbah itu hendak pergi, ia merasa tidak senang. Ketika berjalan keluar, ia berkata seraya menatap ke atas, “Oo Tuhan, aku berdoa padaMu, tolonglah anakmu yang malang ini!”

      “Dan aku berdoa, Lucifer,” teriak setan, “agar pengkotbah ini tidak akan pernah meninggalkanmu (Lucifer), tetapi semoga ia tetap memujamu dengan segenap kekuatannya, seperti yang dilakukannya saat ini. Pengkotbah, pergilah selesaikan tugas2mu sekarang. Kalian semua milikku, dan akulah tuanmu”.

      Saat Romo de Motta tiba, beberapa orang Protestan segera pergi – mereka telah melihat dan mendengar lebih dari yang mereka inginkan. Yang lainnya, bagaimanapun, tetap tinggal; dan amatlah dahsyat terror yang mereka terima ketika mereka melihat bagaimana setan menggeliat dan berteriak dalam kengerian, ketika Sakramen Maha Kudus dibawa dekat pada setan. Akhirnya kekuatan jahat itu pergi, meninggalkan Nicola dalam keadaan tak sadar.
      Sementara Nicola dalam keadaan ini, beberapa pengkotbah mencoba membuka mata Nicola, namun mereka tak dapat melakukannya. Romo kemudian meletakkan Sakramen Maha Kudus di bibir Nicola; dan seketika ia kembali sadar.

      Romo de Motta kemudian berpaling kepada para pengkotbah yang keheranan, dan berkata: “Pergilah sekarang, kalian para pengkotbah Injil baru; pergilah dan kabarkan kemana saja apa yang telah kalian lihat dan dengar. Janganlah lagi menyangkali bahwa Tuhan kita Yesus Kristus sungguh2 ada dan nyata hadir dalam Sakramen Mahakudus di altar. Pergilah sekarang, dan jangan membiarkan wibawa hormat manusia menghalang-halangimu dari menyatakan kebenaran”.

      Selama beberapa hari eksorsisme berikutnya, setan dipaksa untuk mengakui bahwa ia memang tidak diusir di Vervins, dan bahwa ia membawa bersamanya 29 setan2 lain diantaranya 3 iblis yang berkuasa : Cerberus, Astaroth dan Legio.

      Pada hari ke 3 di bulan Januari tahun 1556, bapa Uskup tiba di Vervins, dan memulai eksorsisme di Gereja, di tengah kehadiran umat yang amat banyak.

      “Saya perintahkan engkau, dalam nama dan kekuatan dari kehadiran nyata Tuhan kami dalam Sakramen Maha Kudus, untuk segera enyah.” demikian kata bapa Uskup kepada setan dalam suaran yang khidmat.

      Setan akhirnya diusir, untuk kedua kalinya berkat kehadiran Sakramen Ekaristi. Saat pergi, setan melumpuhkan tangan kiri dan kaki kanan Nicola, dan juga membuat tangan kirinya lebih panjang dari tangan kanan; dan tidak ada kekuatan di bumi yang dapat menyembuhkan keadaan yang aneh ini, hingga beberapa minggu kemudian ketika setan akirnya telah dienyahkan dengan sempurna dan tidak dapat kembali lagi.

      Nicola kemudian dibawa ke perayaan peziarahan Bunda Maria dari Liesse, khususnya karena setan sepertinya amat takut terhadap tempat itu.

      Hari berikutnya Rm. de Motta memulai eksorsisme di Gereja Bunda Maria dari Liesse, di tengah kehadiran umat yang besar.

      Romo memegang Sakramen MahaKudus dalam tangannya dan menunjukkanNya pada iblis, sambil berkata “Aku perintahkan engkau, dalam nama Tuhan yang hidup, Emmanuel yang Agung yang hadir di sini, dan yang di dalamNya engkau percaya”.

      “Ah, ya!” kata setan, “Aku percaya padaNya,” dan setan berteriak kesakitan lagi ketika mengatakan pengakuannya, karena ia disiksa oleh kekuatan Ilahi.

      “Aku perintahkan engkau, oleh karena NamaNya.” kata Imam. “untuk meninggalkan tubuh ini segera”

      Dengan kata2 ini, dan khususnya dengan kehadiran Sakramen Ekaristi, setan menderita siksaan hebat yang sangat menakutkan. Suatu saat tubuh Nicola berputar menggelinding seperti bola, lalu kembali tubuhnya membengkak sangat menakutkan.
      Suatu ketika wajahnya memanjang dengan aneh, lalu melebar sekali dan terkadang berwarna merah padam dan terkadang berbintik-bintik seperti katak.

      Imam masih meneruskan untuk mendesak dan menyiksa setan. “Roh yang terkutuk” teriaknya, “Aku perintahkan engkau, dalam Nama dan oleh kehadiran nyata dari Tuhan kita Yesus Kristus di sini dalam Sakramen Maha Kudus, untuk segera enyah dari tubuh makhluk yang malang ini”.

      “Ah ya!” jerit setan, melengking liar, “26 dari teman-temanku akan segera pergi saat ini, karena mereka dipaksa berbuat demikian”.

      Umat yang hadir kini mulai berdoa dengan penuh semangat. Tiba2 anggota badan Nicola mulai retak, seperti tulang2 dalam tubuhnya mulai patah, semacam wabah asap/uap keluar dari mulutnya, dan 26 roh jahat meninggalkan tubuh Nicola, tidak pernah kembali lagi.

      Lalu Nicola jatuh pingsan, dimana ia hanya dapat disadarkan dengan Sakramen Maha Kudus. Ketika dipulihkan dan menerima sakramen Ekaristi, raut wajah Nicola bercahaya seperti wajah seorang malaikat.

      Imam masih meneruskan mendesak setan, dan menggunakan semua harta pusaka gereja untuk mengusirnya.

      “Aku tidak akan pergi, kecuali diperintahkan oleh Uskup dari Leon” kata setan dengan marah.

      Lalu Nicola dibawa ke Pierrepont, dimana satu iblis bernama Legio, diusir oleh kehadiran Sakramen Maha Kudus.

      Pagi hari berikutnya Nicola dibawa ke Gereja. Dengan menakutkan ia dibawa keluar rumah, ketika setan merasukinya lagi.

      Uskup yang diminta untuk pengusiran dalam Nicola, mempersiapkan dirinya untuk tugas yang berat ini dengan berdoa dan berpuasa, dan mengerjakan perbuatan2 silih lainnya.

      Saat kedatangan Nicola di Gereja, eksorsisme dimulai. “Berapa diantaramu yang ada dalam tubuh ini?” tanya bapa Uskup.

      “Kami bertiga” jawab roh jahat itu.

      “Apa nama2 kalian?”

      “Beelzebub, Cerberus, dan Astaroth.”

      “Apa yang terjadi pada yang lainnya? tanya bapa Uskup.

      “Mereka sudah dienyahkan” jawab setan.

      “Siapa yang mengusir mereka?”

      “Ha!” teriak setan, menggertakkan giginya. “itulah Dia yang engkau pegang dalam tanganmu, di sana dalam Patena”. Setan menunjuk Tuhan kita dalam Sakramen Maha Kudus.

      Bapa Uskup lalu memegang Sakramen Maha Kudus ke dekat wajah Nicola. Setan menggeliat dan berteriak penuh kengerian. “Ah. ya! Aku akan pergi, aku akan pergi!” ia memekik tertawa, “tetapi aku akan kembali”.

      Segera tubuh Nicola menjadi kaku dan tak bergerak seperti batu marmer. Bapa Uskup lalu menyentuhkan bibirnya dengan Sakramen Maha Kudus dan detik itu juga ia segera sadar sepenuhnya. Nicola menerima Komuni Kudus dan air mukanya sekarang bercahaya memancarkan kecantikan Ilahi.

      Hari berikutnya Nicola dibawa kembali ke Gereja, dan eksorsisme dimulai lagi seperti biasa.

      Bapa Uskup memegang Sakramen Ekaristi dalam tangannya, mendekatkan pada wajah Nicola dan berkata:

      “Aku perintahkan engkau dalam nama Allah yang hidup, dan dengan kehadiran Yesus Kristus Tuhan kita yang nyata di sini dalam Sakramen di altar, agar engkau segera enyah dari tubuh ciptaan Tuhan ini dan tak pernah kembali”.

      “Tidak, tidak” teriak setan, “Aku tidak akan pergi. Waktuku belum tiba”.

      “Aku perintahkan engkau untuk pergi, enyahlah, roh tercela, terkutuk! Pergilah!” dan bapa Uskup memegang Sakramen Maha Kudus dekat wajah Nicola.

      “Stop, stop!” jerit setan; “biarkan aku pergi! Aku akan pergi – tetapi aku akan kembali”. Segera Nicola terjatuh dengan tawa yang mengerikan. Suatu asap hitam keluar dari mulutnya dan ia jatuh pingsan lagi.

      Selama Nicola tinggal di Leon, ia dengan hati-hati dipelajari oleh para psikiater Katolik dan Protestan. Tangan kirinya, yang telah dilumpuhkan oleh setan, didapati mati rasa. Para dokter menggores lengannya dengan pisau tajam, membakar dengan api, menusuk dengan jarum dan paku pada jari2 tangannya, tetapi Nicola tidak merasa sakit; tangannya telah mati rasa.
      Suatu ketika Nicola sedang berbaring dalam keadaan mati suri, para dokter memberinya semacam roti yang dicelupkan ke dalam anggur (seperti yang disebut kaum Protestan sebagai komuni mereka atau Perjamuan Kudus), mereka menyeka bibrnya dengan kasar, meeka memercikkan air pada wajahnya, mereka menusuk lidahnya hingga darah keluar; mereka mencoba segala cara untuk membagunkan Nicola, namun sia-sia!
      Tubuh Nicola tetap diam dan tak bergerak seperti patung marmer. Akhirnya Imam menyentuhkan Sakramen Maha Kudus ke bibir Nicola dan seketika ia kembali sadar sepenuhnya dan mulai memuji Tuhan.

      Mukjizat ini sangat jelas, sangat gamblang, hingga seorang dokter yang tadinya Calvinis fanatik, segera memperbaiki kesalahannya, dan menjadi Katholik.

      Beberapa kali, juga kaum Protestan menyentuhkan hosti yang belum dikonsekrasi ke wajah Nicola, yang mana konsekwensinya adalah hanya roti, tidak berpengaruh sedikitpun bagi setan, malah ia melecehkan usaha mereka.

      Pada tanggal 27 Januari, bapa Uskup, setelah berjalan dalam prosesi yang hikmat dengan para rahib dan umat, memulai exorsisme di Gereja, dengan kehadiran banyak jemaat Protestan dan Katolik.

      Bapa Uskup sekarang memegang Sakramen Maha Kudus dekat ke wajah Nicola. Tiba-tiba suatu teriakan yang liar dan aneh terdengar nyaring di udara – suatu asap hitam pekat keluar dari mulut Nicola. Setan Astaroth telah dienyahkan selamanya.

      Selama eksorsisme yang berlangsung tanggal 1 Februari, bapa Uskup mengatakan:

      “Oh roh yang terkutuk! Oleh karena bukan doa, atau Injil Suci ataupun eksorsisme oleh Gereja, atau relikwi suci, dapat memaksamu untuk pergi, saya sekarang akan menunjukkan padamu Tuhan dan Junjungan kami, dan dengan kuasaNya saya perintahkan engkau”

      Selama eksorsisme yang dilangsungkan setelah Misa, bapa Uskup memegang Sakramen Maha Kudus dalam tangannya dan berkata : “Oh roh yang terkutuk, musuh besar dari Allah yang maha Kuasa! Aku perintahkan engkau, oleh Darah Yesus Kristus yang Maha Mulia hadir di sini, agar enyah dari wanita malang ini! Enyahlah hai terkutuk ke dalam api neraka yang kekal!”

      Saat kata2 ini diucapkan, dan khususnya dengan kehadiran Sakramen Maha Kudus, setan menjadi sangat takut dan kesakitan dan penampilan Nicola menjadi seram dan memberontak, hingga orang2 memalingkan mata mereka penuh ketakutan. Akhirnya suatu keluhan berat terdengar, dan sutau awan dari asap hitam keluar dari mulut Nicola, Cerberus telah dienyahkan.

      Lalu Nicola jatuh lagi dalam mati suri dan ia dapat disadarkan kembali hanya oleh kehadiran Sakramen Ekaristi.

      Selama eksorsisme, yang berlangsung di hari ketujuh bulan Februari, Uskup mengatakan pada setan:

      “Katakan padaku, mengapa engkau merasuki tubuh wanita Katolik yang jujur dan berbudi luhur ini ?”

      “Aku melakukannya atas izin Allah. Aku telah dapat menguasai dia akibat dosa-dosa banyak orang. Aku melakukannya untuk menunjukkan kepada para pengikut Calvinis ku bahwa mereka adalah roh jahat yang dapat mengambil kuasa atas manusia jika Allah mengizinkannya. Aku tahu mereka tak ingin mempercayai ini; namun aku akan menunjukkan kepada mereka bahwa akulah roh jahat. Aku telah merasuki makhluk ini agar mereka bertobat, atau agar makin mengeraskan hati mereka dalam dosa2 mereka; dan melalui kurban berdarah, akau akan melakukan karya-karyaku”.

      Jawaban ini menakutkan hati tiap orang yang mendengarnya dengan horor. “Ya”, jawab bapa Uskup dengan khidmat, “Allah menginginkan persatuan setiap orang hanya dalam iman yang kudus. Karena hanya ada satu Allah, maka hanya ada satu agama yang benar. Agama seperti yang telah diciptakan kaum protestan hanyalah suatu olok-olok yang palsu. Ajaran ini pasti hancur. Agama yang didirikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu-satunya yang sejati; hanya itu yang akan bertahan sampai kekal. Agama ini dimaksudkan untuk persatuan semua umat manusia dalam rangkulan pengorbanannya, agar hanya ada satu kawanan dengan satu gembala. Gembala Ilahi inilah Tuhan kita Yesus Kristus, yakni kepala yang tak nampak dari Gereja Katolik yang Kudus. yang pemimpin nyatanya adalah Bapa Suci – Paus penerus St.Petrus”.

      Setan berdiam diri – dia dipermalukan di hadapan orang banyak. Setan sekali lagi dienyahkan oleh kehadiran Sakramen Maha Kudus.

      Pada sore harinya, setan mulai menangis: “Ah! Ha! Kalian pikir bahwa kalian dapat mengusir aku dengan cara ini. Kalian tidak memiliki prosedur kehadiran Uskup yang benar. Di manakah para diakon dan prodiakon? Di manakah para hakim agung? Di mana kepala hakim, yang telah ketakutan karena ucapannya malam itu, di penjara ? Di manakah para penagih kerajaan ? Di mana para pengacara dan penasihat ? Di mana juru tulis pengadilan ? (Setan menyebutkan nama mereka masing-masing) “Aku tidak akan pergi sampai mereka semua hadir. Jika aku harus pergi sekarang, apa bukti yang dapat kalian berikan pada raja atas segala sesuatu yang telah terjadi? Kalian pikir orang akan mempercayaimu demikian saja? Tidak, tidak! Akan banyak yang mengajukan keberatan-pengakuan. Pengakuan dan kesaksian dari orang2 & penduduk setempat bobotnya rendah. Adalah penyiksaan bagiku bahwa aku harus memberitahu padamu apa yang harus kalian lakukan. Aku dipaksa untuk melakukannya. Ha! Terkutuklah jam disaat pertama aku menguasai orang sial ini”.

      “Aku menemukan sedikit kesenangan dari ocehanmu,” jawab bapa Uskup; “Ada cukup banyak saksi di sini. Mereka yang kau sebutkan tidaklah dibutuhkan.
      Enyah! lalu berikan kemuliaan bagi Tuhan. Pergilah – ke dalam kobaran api neraka!”

      “Ya, aku akan pergi, namun tidak hari ini. Aku tahu pasti aku harus pergi. Kalimatku telah berlalu; aku dipaksa untuk pergi”

      “Aku tidak perduli pada ocehanmu”, kata bapa Uskup, “Aku dapat mengusirmu dengan kuasa dari Allah; dengan darah yang Maha Mulia dari Tuhan kita Yesus Kristus”.

      “Ya, aku harus taat padamu”, teriak setan dengan liar. “Sangat menyakitkan bagiku untuk memberi padamu hormat ini”.

      Bapa Uskup sekarang mengangkat Sakramen Maha Kudus dalam tangannya, dan memegangnya dekat dengan wajah Nicola.

      Akhirnya setan dipaksa untuk pergi sekali lagi.

      Pagi berikutnya, setelah prosesi selesai, Kurban Misa Kudus dirayakan seperti biasanya.
      Selama konsekrasi, Nicola diangkat ke udara setinggi 6 kaki (sekitar 180 cm) sebanyak 2-kali, dan dijatuhkan dengan keras ke lantai. Saat Uskup, sejenak sebelum Bapa Kami, mengambil Hosti sekali lagi dalam tangannya dan mengangkat hosti beserta piala, Nicole diangkat lagi ke udara, dengan 15 orang pria yang menahannya setinggi 6 kaki, dan setelah beberapa waktu ia jatuh dengan keras ke lantai.

      Pada saat ini, semua yang hadir dipenuhi teror yang mengerikan. Seorang Jerman Protestan bernama Voske jatuh berlutut, berlinang air mata; iapun bertobat.

      “Ah!” kata Voske. “Aku sekarang percaya penuh bahwa setan sungguh dapat menguasai makhluk yang malang. Aku percaya bahwa sungguh2 hanyalah Tubuh dan Darah Kristus yang dapat mengusir setan. Aku sungguh percaya. Aku tidak akan lagi menjadi Prostestan”.

      Selesai Misa, eksorsisme dimulai seperti biasanya.
      “Sekarang, akhirnya,” kata bapa Uskup, “engkau harus pergi. Pergilah, roh jahat!”
      “Ya,” kata setan, “benar bahwa aku harus pergi, tapi belum saatnya. Aku tidak akan pergi sebelum waktunya sejak aku menguasai orang celaka ini”

      Akhirnya Uskup mengambil Hosti Kudus dalam tangannya dan berkata: “Dalam nama Allah Tritunggal termulia: Bapa, Putera dan Roh Kudus – dalam nama Tubuh Kritus yang hadir di sini – aku perintahkan engkau, roh jahat, enyahlah”.

      “Ya, ya, itu benar!” teriak setan dengan liar: “benarlah, Itu adalah Tubuh dan Darah Kristus. Aku harus mengakuinya, karena aku dipaksa untuk melakukannya. Ha! Sangat menyakitkan bagiku untuk mengakuinya, tapi aku harus. Aku mengatakan yang benar hanya jika aku dipaksa melakukannya. Kebenaran bukan dari aku. Kebenaran datang dari Allah Tuhanku dan Majikanku. Aku telah dapat merasuki tubuh ini atas seijinNya.

      Bapa Uskup sekarang memegang Hosti Kudus dalam tangannya dekat ke wajah Nicola. Setan menggeliat dalam kesakitan yang mengerikan. Ia berusaha dengan segala cara untuk menghindari kehadiran Tuhan Yesus dalam Sakramen Maha Kudus. Akhirnya suatu asap hitam yang panjang keluar dari mulut Nicola. Iapun jatuh tak sadarkan diri dan sekali lagi dapat disadarkan hanya dengan kehadiran Sakramen maha Kudus.

      Pada tanggal 8 Feb., hari yang ditetapkan Allah dimana setan harus meninggalkan Nicola selama-lamanya, akhirnya tiba. Setelah prosesi yang hikmat, bapa Uskup memulai eksorsisme yang terakhir.

      “Aku tidak akan bertanya lagi kepadamu,” kata bapa Uskup pada setan, “ketika engkau berniat pergi; aku akan memaksa mu keluar segera dengan kuasa dari Allah yang hidup dan tubuh dan darah termulia Yesus Kristus, Putera terkasihNya, disini hadir dalam Sakramen di Altar”.

      “Ha! Ya”, jerit setan: “Aku mengakui bahwa Putera Allah sungguh hadir di sini. Ia adalah Tuhan dan Majikanku. Sangat menyiksa bagiku untuk mengakuinya, namun aku dipaksa untuk melakukan ini.” Lalu setan mengulanginya beberapa kali, dengan teriakan yang nyaring dan aneh: “Ya benar, aku harus mengakuinya. Aku dipaksa untuk keluar, oleh kuasa Tubuh Kristus yang hadir di sini. Aku harus – aku harus pergi. Aku sangat tersiksa karena harus pergi demikian cepat, dan aku harus mengakui kebenaran ini. Tetapi kebenaran ini bukan dari aku; kebenaran ini datang dari Tuhanku dan Majikanku, yang telah mengirim aku kemari, dan yang telah memerintahkan dan memaksa aku untuk memberi kesaksian akan kebenaran ini di depan khalayak.”

      Bapa Uskup lalu mengambil Sakramen Maha Kudus dalam tangannya dan meninggikanNya lalu berkata dengan khidmat: “O engkau yang jahat, roh yang tercemar, Beelzebub ! Engkau musuh besar Allah yang kekal! Perhatikanlah, hadir di sini, Tubuh dan Darah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Tuhan dan Junjungan kita. Aku mendesakmu, dalam nama dan kuasa dari Tuhan dan Penyelamat kita Yesus Kristus, sungguh Allah sungguh manusia, yang hadir di sini; aku perintahkan engkau segera pergi untuk selama-lamanya dari ciptaan Allah ini. Pergilah ke tempat terdalam dari neraka, disana untuk tersiksa selama-lamanya. Pergilah, roh yang tercemar, pergilah – perhatikan di sini Tuhan dan Allahmu !”.
      Melalui kata2 khidmat ini, dan di depan Sakramen Kudus Allah, tubuh wanita malang yang dirasuki itu menggeliat ketakutan. Anggota2 tubuhnya retak seolah tiap2 tulangnya patah. Kelima belas pria dewasa yang kuat menahannya dengan susah payah. Mereka terhuyung-huyung dari satu sisi ke sisi yang lain, sehingga mereka bersimbah peluh. Setan mencoba menghindat dari kehadiran Tuhan Allah dalam Sakramen Maha Kudus. Mulut Nicola terbuka lebar, lidahnya menjulur panjang melewati dagunya, wajahnya membengkak dan rautnya menyimpang aneh sangat menakutkan.
      Warna tubuhnya berubah-ubahnya dari kuning menjadi hijau, dan malah menjadi abu-abu atau biru, sehingga ia tidak lagi nampak serupa seorang manusia; ia lebih nampak sebagai inkarnasi setan yang mengerikan. Seluruh yang hadir tercekam dalam teror, khususnya ketika mereka mendengar jerit tangis setan yang menakutkan, terdengar seperti raungan nyaring seekor kerbau liar.

      Merekapun jatuh berlutut, berlinang air mata, menangis: “Yesus, kasihanilah kami!”

      Bapa Uskup terus mendesak setan. Akhirnya roh jahat itu pergi dan Nicola terjatuh tak sadarkan diri ke tangan para penahannya. Dia masih shock dan trauma. Saat itu dalam kondisi demikian ia dipertunjukkan kepada para hakim, dan kepada segenap yang hadir, ia telah berputar menggelinding seperti bola.
      Bapa Uskup pun berlutut untuk memberikan Sakramen Maha Kudus, seperti biasanya. Namun lihat! Tiba2 setan itu kembali, dengan amarah yang liar, berusaha membekukan tangan Uskup dan malah mencoba merebut Sakramen itu. Bapa Uskup berusaha mengelak; Nicola terangkat ke udara dan Uskup bangkit berdiri, terkejut dan tergetar oleh teror hingga pucat pasi.

      Namun Uskup yang baik itu mengumpulkan segenap keberaniannya; ia mengejar si setan, memegang Sakramen Maha Kudus dalam tangannya, sampai suatu jarak dengan setan, maka diliputi kuasa Tubuh Kristus Tuhan kita, keluarlah dari mulut Nicola asap pekat dan kilat menyambar disertai guntur.

      Sejurus kemudian, setan telah dipaksa enyah selama-lamanya, pada Jum’at sore itu tepat jam tiga, pada hari dan jam yang sama ketika Kristus Tuhan kita mengalahkan kekuasaan neraka oleh KematianNya yang menyelamatkan.

      Nicola sekarang telah dipulihkan dengan sempurna, ia dapat menggerakkan tangan kirinya dengan mudah. Ia jatuh berlutut, bersyukur dan memuji Allah, dan berterimakasih kepada bapa Uskup atas segala yang telah diberikannya kepada Nicola.

      Para umat yang hadir menangis dalam sukacita dan menyanyikan kidung pujian dan syukur dalam hormat kepada Allah dalam Sakaramen Maha Kudus.

      Di segenap penjuru kota terdengar teriakan: “Oh, mukjizat yang luar biasa! Oh, terimakasih dan syukur pada Tuhan, bahwa aku menyaksikannya! Siapakah yang sekarang dapat meragukan kehadiran Tuhan kita Yesus Kristus yang nyata dalam Sakramen di Altar yang kudus!”

      Banyak orang Protestan juga berkata: “Sekarang aku percaya pada kehadiran Kristus Tuhan kita dalam Sakramen Maha Kudus; aku telah menyaksikannya dengan mataku sendiri! Aku tak akan menjadi Calvinis lagi. Terkutuklah mereka yang telah menyesatkan aku! Oh, sekarang aku dapat mengerti kemuliaan dalam Kurban Misa yang Kudus!”

      “Te Deum” yang khidmat dinyanyikan; meriah suara organ bergemuruh, dan lonceng Gereja bersahutan dibunyikan, genta kegembiraan.

      Segenap penduduk kota diliputi damai dan sukacita.

      Kemenangan besar Yesus Kristus dalam Sakramen Maha Kudus atas setan ini, terjadi di hadapan lebih dari 150.000 orang, dihadiri semua pejabat Gereja dan pemerintahan di kota itu, umat Protestan dan Katolik bersatu. Saya sudah menerbitkan suatu buku dari peristiwa luar biasa ini berjudul “Triumph of the Blessed Sacrament“. Kenyataan ini telah dibukti-nyatakan oleh berbagai pihak dan diterbitkan dalam beragam bahasa – Perancis, Italia, Spanyol dan Jerman.

      sumber : http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=6692&sid=6f16330b79ddfae9e4de02a5ecace63f

      Silahkan baca kisah di atas

  3. Apakah ada contact person romo Pastor Anton Silvinus dan Pastor Johanes Robini Marianto, saya sangat membutukan pertolongan nya..saya dr keuskupan sintang

  4. Apakah ada yg bisa bisa membantu berikan nomor romo Anton Silvinus dan Romo Johanes Robini. Saya umat gereja Gregorius Agung Kutabumi, Tangerang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles