web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Devosi dan Gua Maria

4.8/5 - (5 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Salam kenal Pastor Hertanto! Laku iman yang unik dalam Gereja Katolik adalah kebiasaan umat untuk berdevosi kepada Santa Maria. Kekayaan ini tidak ditemukan di dalam Gereja-gereja lain di luar Katolik. Tradisi lain adalah kebiasaan umat Katolik yang berdoa di Gua Maria. Pertanyaan saya, sebenarnya apa makna devosi kepada Santa Maria dan bagaimana devosi ini dihubungkan dengan kebiasaan umat berdoa di depan Gua Maria?

Lelyana, Jakarta

DI antara aneka devosi Gereja Katolik, devosi kepada Santa Maria termasuk devosi yang paling populer dan memiliki paling banyak variasinya. Gereja Katolik menghormati Maria tak hanya dalam doa-doa devosional saja melainkan juga dalam liturgi, seperti penyebutannya dalam Doa Syukur Agung, adanya kalender liturgi khusus untuk perayaan-perayaan khusus Maria. Misalnya, Hari Raya Maria dikandung tanpa noda dosa tanggal 8 Desember, Hari Raya Kabar Suka Cita tanggal 25 Maret, Hari Raya Maria diangkat ke Surga tanggal 15 Agustus dan doa-doa khusus Ibadat Harian pada pesta-pesta Maria.

Berbeda dengan liturgi sebagai doa utama Gereja. Devosi adalah bentuk kesalehan umat, yang meskipun tingkatannya tidak sama dengan liturgi seringkali sangat mendukung perjalanan iman, membentuk kesalehan dan membangkitkan semangat kerasulan serta kesaksian umat. Devosi mendukung apa yang dirayakan dalam liturgi, yaitu misteri keselamatan dalam Kristus dan buah-buahnya.

Alasan mengapa Gereja Katolik berdevosi kepada Santa Maria kiranya jelas. Maria adalah ibu dan saudari kita dalam peziarahan iman. Penghormatan kepadanya sudah ada sejak kuno karena Gereja percaya akan kedekatan Maria dengan Yesus Kristus, sejak saat kelahiran sampai dengan wafat dan kebangkitan-Nya. Kitab Suci mencatatnya dengan sangat tegas: saat menerima kabar dari Malaikat Gabriel, ia menyebut dirinya hamba Tuhan, dan membiarkan Tuhan berkarya dalam dirinya. Malaikat menyalaminya sebagai wanita penuh rahmat. Elisabeth menyebutnya ibu Tuhan. Bahkan Yesus sendiri menunjuknya sebagai pendengar dan pelaksana sabda Allah, sebelum Ia dari salib menyerahkan ibunya kepada Yohanes sebagai Bunda Gereja. Maria juga disebut berdoa bersama para murid dalam menantikan Roh Kudus.

Gereja percaya bahwa devosi kepada Santa Maria sungguh-sungguh membantu umat untuk mendekatkan diri kepada Yesus dan bukannya menjauhkannya. Karena itu juga dalam doa devosi utama seperti doa Malaikat Tuhan dan Ratu Surga, doa Rosario, Litani Santa Perawan Maria, Konsekrasi dan Penyerahan kepada Maria, Skapulir Coklat, Medali dan doa-doa novena kepada Santa Maria, hubungan antara Maria dan Kristus terungkap jelas.

Paus Yohanes Paulus II bahkan menyebut Rosario sebagai sarana umat mengontemplasikan misteri-misteri Kristus bersama Maria. Ungkapan kesalehan umat kepada Maria itu juga merupakan sarana memajukan ‘pendidikan Mariani’ kaum beriman.

Dengannya umat menjadikan Maria sebagai teladan dan penolong dalam perjalanan iman kepada Kristus. Begitulah Maria oleh umat Katolik selalu dianggap sebagai Bunda Gereja, teladan, pembantu abadi dan penolong doa, bahkan setelah kematiannya dan setelah dimuliakan oleh Puteranya di surga.

Devosi dalam gua-gua Maria berkaitan dengan penampakan Maria di Lourdes kepada St. Bernadette Soubirous. Bunda menampakkan diri kepada gadis saleh ini pada 11 Februari 1858 di sebuah gua yang disebut Massabielle. Penampakan terjadi sampai 18 kali dan pada 25 Maret 1858 Maria mengungkapkan jati dirinya sebagai “Yang dikandung tanpa dosa”. Hal ini merupakan peneguhan, karena empat tahun sebelumnya, 8 Desember 1854, Paus Pius IX mengeluarkan dogma Maria Dikandung Tanpa Dosa. Kisah ini menjadi panutan selanjutnya sehingga banyak gua dibangun untuk devosi.

Tradisi Gua sebagai tempat mistik dan rohani sebenarnya sudah merupakan tradisi lama orang Romawi dan Yunani, dan tentu juga banyak bangsa lain. Tetapi dengan peristiwa penampakan itu apa yang rohani dikristianisasikan dan menjadi salah satu bentuk tradisi devosional juga sampai sekarang.

Gregorius Hertanto MSC

ARTIKEL SEBELUMNYA
ARTIKEL SELANJUTNYA

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles