HIDUPKATOLIK.com – Perayaan Prosesi Jumat Agung atau Semana Santa di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat, 30/3 sempat diguyur hujan. Namun hal tersebut tidak menjadi halangan bagi para petugas prosesi.
Petugas perarakan membawa patung Tuan Ma (Bunda Maria), setelah sebelumnya puluhan kapal mengiringi prosesi perarakan Tuhan Meninu di Selat Larantuka. Selain itu, patung Tuhan Meninu dan Tuan Ana juga ikut diarak.
Semana Santa
Prosesi Jumat Agung atau dikenal dengan istilah Semana Santa di Reinha Rosari Larantuka, berlangsung di sebuah kota kecil yang terletak di bawah kaki Gunung Ile Mandiri yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Flores Timur, NTT.
Rangkaian perayaan Paskah di Larantuka ini adalah warisan Portugis yang sudah berlangsung lebih dari 500 tahun, ketika mereka menyebarkan agama Katolik sambil berdagang Kayu Cendana di Kepulauan NTT.
Semana Santa sejak tahun ini resmi ditetapkan sebagai wisata kepercayaan kepada Tuhan atau religi nasional oleh Kementerian Pariwisata. Acara diawali dengan Rabu Trewa pada Rabu (28/3). Pada Hari Terbelenggu (trewa), umat Katolik setempat berkumpul di kapel untuk berdoa mengenang kisah pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus di Taman Getsemani. (mengacu pada laman cnnindonesia.com)
Pada puncak ritual Sesta Vera atau Jumat Agung (30/3), pintu kapel Tuan Ma dan kapel Tuan Ana (Patung Bunda Maria dan Patung Yesus) dibuka untuk umum sejak pukul 10 pagi. Umat Katolik dapat mendaraskan doa-doanya sambil mengenang Yesus..
“Dalam pandangan Gereja Katolik Larantuka, perayaan Paskah bukan sekadar peringatan Hari Kebangkitan Isa Al Masih. Ini merupakan prosesi yang memadukan agama dan adat, sehingga menjadi sebuah perayaan budaya,” kata Bernard, tokoh Katolik Larantuka, seperti dilansir dari Antara pada Rabu, 28/3.
AB