HIDUPKATOLIK.com – Umur saya 22 tahun. Semasa SMA, saya berpacaran dengan seorang gadis cantik. Ketika berlibur di rumah pacar setelah tamat SMA, kami berdua tergoda untuk berciuman dan berpelukan. Dalam perjalanan waktu, karena kami tinggal berjauhan, pacar saya minta putus. Saat ini, mantan pacar saya sudah punya pacar baru. Namun, ia tidak suka karena pacarnya suka main tangan. Mantan saya itu takut memutuskan hubungan.
Suatu hari, saya hubungi pacarnya dan meminta agar ia tidak bertindak keras. Saya juga tekankan, kalau dia tidak sayang lagi, saya mohon dia memutuskan hubungan, supaya saya bisa berpacaran lagi dengan mantan saya tersebut. Tetapi pacar barunya itu malah mengancam balik, kalau terus-menerus saya minta dia untuk memutuskan hubungan, dia akan menyantet saya. Sekarang, apa yang harus saya lakukan agar pacar saya bisa bebas dari penyiksaan pacar barunya dan dapat kembali kepada saya? Terima kasih.
Suhar, Jakarta
Yang Terhormat, Mas Suhar. Terkait dengan persoalan yang Anda hadapi, saya memahami pergulatan yang sedang Anda rasakan. Bukan sesuatu yang mudah, kehilangan seseorang yang dicintai. Patah hati bukan pengalaman yang menyenangkan. Bahkan, bagi banyak orang merupakan pengalaman traumatis. Jika diibaratkan luka, seperti terkena knalpot. Awalnya terasa panas dan perih. Sejalan dengan berjalannya waktu, sakit dan perih akan hilang. Tetapi, tetap menyisakan bekas. Mungkin bekas luka tersebut akan tertinggal untuk kurun waktu yang lama.
Persoalannya, saat ini mantan pacar sudah bersama dengan orang lain. Tentunya, ia bukanlah pacar Anda lagi. Apa yang terjadi padanya bukan hak Anda untuk campur tangan, sekalipun itu niat baik dan bentuk perhatian kepadanya. Berikut ini, ada beberapa hal yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan.
Pertama, relasi itu sudah selesai sejak saat diputuskan. Hal ini memberikan fakta bahwa dirinya bukanlah tanggung jawab Anda lagi. Apa yang dapat Anda lakukan jika mantan pacar mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan, terkait dengan pacarnya saat ini? Pada prinsipnya, Anda tidak memiliki hak untuk mengintervensi kehidupan pribadinya. Bagaimanapun, niat baik Anda itu tidak tulus karena secara hati, Anda terlibat emosi cukup mendalam.
Kedua, dengan kondisi mantan pacar yang sedang dirundung masalah yang dapat anda lakukan hanya sebatas memberikan masukan atau nasihat, tidak kurang tidak lebih. Jika ada seseorang dari keluarganya yang Anda kenal, mungkin saja Anda bisa sharingkan persoalan tersebut, agar ada perhatian dari pihak keluarga.
Ketiga, sesungguhnya semua keputusan persoalan ini ada di tangannya. Meski ia tidak nyaman dengan relasi tersebut, seyogyanya ia berani mengambil keputusan apakah relasi tersebut patut untuk diakhiri. Jika ia sendiri enggan karena satu dan lain hal, sulit buat Anda untuk memberikan masukan. Karena ia sendirilah yang menentukan, sekalipun ia sendiri merasa berat.
Apa yang Mas Suhar lakukan sudah lebih dari cukup, dan saatnya untuk mengembalikan keputusan kepada mantan. Jika ia memang memiliki kemauan dan masih ada cinta yang kuat, maka kekuatan cinta itulah yang akan mendorongnya untuk dapat melepaskan diri dari jerat relasi yang tidak membahagiakan dengan pacar barunya. Namun, jika ia belum memiliki kekuatan tersebut, biarlah waktu yang akan mengatur.
Dengan tetap menjalani kehidupan, mengendapkan rasa di dalam hati, Anda dapat memberikan support dari jauh, tanpa banyak mengintervensi dan mengembalikan segalanya pada keputusan mantan pacar Anda. Itu yang terbaik!
Kayuh langkah ke depan, perbanyak relasi, isi waktu dengan kegiatan produktif, siapa tahu jodoh yang sesungguhnya sudah menanti. Bisa juga, jika ia memang terpilih menjadi pasangan Anda, waktu akan memberikan kekuatan kepadanya untuk lepas dari relasinya saat ini dan kembali lagi kepada Anda.
Th Dewi Setyorini