web page hit counter
Selasa, 5 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Yerusalem, Tempat Ziarah Utama

3.5/5 - (4 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Yerusalem adalah Kota Suci bagi agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Umat perlu berziarah ke sana.

Yerusalem adalah kota kecil. Luasnya hanya sekitar 126 kilometer persegi, lebih kecil dari Jakarta Utara yang memiliki lahan sebesar 142 kilometer persegi. Meski demikian, Yerusalem memiliki catatan sejarah panjang. Kota itu sudah 20 kali dihancurkan dan dibangun kembali selama rentang 30 abad. Kota itu juga memiliki arti penting bagi tiga agama Abrahamistik: Yahudi, Kristen, dan Islam.

Kota itu memiliki banyak tempat suci karena itu disebut sebagai Tanah Suci. Di sana terdapat empat kota suci, yaitu Yerusalem, Hebron, Tzat, dan Tiberias. Di antara keempat kota itu, Yerusalem dianggap sebagai tempat paling suci sebab Bait Allah berdiri di sana sejak dulu. Di Yerusalem pula Abraham mengorbankan anaknya, Ishak, di Gunung Muriah.

Bukan hanya peristiwa-peristiwa dalam Perjanjian Lama, kisah Perjanjian Baru juga terpatri di tanah itu. Berdasarkan penemuan arkeologis terbukti Yesus lahir, tumbuh, berkarya, dan wafat di wilayah sekitar Yerusalem. Umat Kristen pun meyakini, Yerusalem menjadi Tanah Suci karena karya penyelamatan Yesus bergulir dari tempat ini dan menyebar ke seluruh dunia.

Kota Suci bagi ketiga agama itu tidak asing lagi bagi Romo Robert Wowor OFM. Alumnus Universitas St Thomas Roma, Italia itu mendampingi para peziarah di sana sejak 1997.

Bahkan sejak 2006, Romo Robby ditunjuk sebagai Komisaris Terra Sancta untuk Indonesia, yakni lembaga yang ditunjuk oleh Takhta Suci untuk menjaga dan menyelamatkan situs-situs suci. Berikut nukilan wawancara dengannya, di Yerusalem, akhir Desember lalu.

Daerah mana saja yang termasuk Tanah Suci?

Menurut pemahaman St Fransiskus Asisi, Tanah Suci adalah tempat-tempat yang berkaitan dengan berbagai peristiwa karya keselamatan Yesus di dunia. Tempat itu bermula dari Nazaret, di mana Bunda Maria mengandung dari Roh Kudus, hingga Yesus naik ke surga di Yerusalem.

Belakangan, Tanah Suci diartikan lebih luas, yaitu tempat kejadian di Alkitab, dalam Perjanjian Lama antara lain Mesir, Gunung Sinai, dan Bukit Karmel. Selain itu, wilayah-wilayah yang memiliki hubungan dengan para rasul. Dalam pengertian itu, Tanah Suci bisa mencakup Yunani, Siprus, Turki, Malta, Irak, Libanon, Suriah, dan Damaskus. Seandainya Tanah Suci berkisar pada hidup Yesus maka hanya Palestina, Mesir, Israel, dan Yordania.

Faktanya, umat Katolik hanya mengenal Yerusalem dan sekitarnya sebagai Tanah Suci. Apakah perlu berziarah ke tempat-tempat luas tadi?

Betul, banyak umat yang mengenal Yerusalem sebagai Tanah Suci. Umat tidak harus berziarah ke luar Yerusalem. Sebab, tempat-tempat yang disebutkan tadi tinggal puing-puing yang sulit untuk direkonstruksikan. Dengan situasi seperti itu, umat sulit mendapatkan gambaran tentang tempat-tempat tersebut.

Jadi, apakah Yerusalem menjadi tempat utama ziarah bagi umat Katolik?

Oh, ya, sebab sengsara, wafat, kebangkitan, dan kenaikan Yesus terjadi di sana. Peristiwa Pentakosta juga terjadi di situ. Yerusalem juga menjadi tempat Yesus memulai karya-Nya.

Mengapa Gereja mendorong umat untuk berziarah?

Ziarah sangat penting untuk meningkatkan iman umat, terutama dalam menghayati yang tertulis di dalam Kitab Suci. Dengan mendatangi tempat-tempat ziarah yang berkaitan dengan Kitab Suci, umat akan lebih mudah memahami isi Kitab Suci, baik itu ketika Kitab Suci dibacakan di mimbar, atau membaca sendiri.

Lewat ziarah, umat juga akan memiliki gambaran yang tepat tentang kehidupan Yesus pada waktu itu. Sehingga iman kepada-Nya semakin bertambah. Dengan berziarah, umat diajak untuk semakin mengimani yang diajarkan Gereja. Sebab, Rasul Paulus pernah berkata, kalau Yesus tidak dibangkitkan, sia-sialah iman kita. Iman kristiani kita berpusat pada kebangkitan Kristus. Dan peristiwa itu terjadi di Yerusalem.

Apa yang harus disiapkan umat saat hendak berziarah?

Sebelum berangkat ziarah, paling kurang membaca salah satu Injil agar punya gambaran tentang kehidupan Yesus pada waktu itu. Grup-grup yang saya dampingi secara intensif, saya beri pekerjaan rumah kepada mereka sebelum berangkat. Misal, meminta mereka untuk mendalami Injil Matius.

A. Bobby Pr

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles