HIDUPKATOLIK.com – Pengasuh yang baik, saya Nadia tinggal di Jakarta. Saat ini saya sedang takut dan sedih, karena akhir-akhir ini suami saya yang bekerja di sebuah perusahaan swasta selalu pulang malam. Padahal, biasanya pukul 19.00 sudah tiba di rumah dan makan malam bersama kedua anak kami.
Saya pernah menanyakan alasannya pulang malam. Dia hanya menjawab singkat dengan nada yang agak kasar: “Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.” Saya curiga suami saya sedang menjalin hubungan dengan wanita lain. Namun, saya tidak berani menanyakan lebih lanjut karena dialah yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Langkah apa yang harus saya tempuh agar dia tetap mengutamakan keluarga kami?
Terima kasih.
Nadia, Jakarta
Ibu Nadia yang sedang dilanda kegelisahan, salam kasih. Kami mengucapkan banyak terima kasih, bahwa Ibu bersedia mengutarakan kegelisan perasaan Ibu ke rubrik keluarga ini. Kami juga ikut prihatin dengan apa yang terjadi di dalam diri Ibu yang sedang dilanda kegelisahan dengan perilaku suami yang berubah. Namun demikian, kami juga salut bahwa Ibu tetap berusaha untuk mempertahankan kehidupan keluarga agar tetap ada kebersamaan, meskipun ada rasa curiga terhadap suami.
Berkaitan dengan kegelisahan hati Ibu, akan baik jika kami mengetahui usia pernikahan Ibu saat ini. Status Ibu, apakah Ibu juga bekerja atau sebagai ibu rumah tangga? Dan, suami Ibu bekerja sebagai apa di perusahaan swasta tersebut? Berdasarkan pertanyaan usia pernikahan, kami akan mengetahui sejauh mana komunikasi antara Ibu dengan suami selama ini.
Bila Ibu bekerja, tentunya kami bisa memaklumi situasi dan kondisi suami, terlebih bila mengetahui kedudukan atau jabatannya saat ini. Namun, bila tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga, tentunya dengan perubahan perilaku suami yang tidak biasa akan menimbulkan kegelisahan hati, rasa curiga, dan khawatir karena keseharian Ibu hanya menunggui suami pulang. Namun demikian, ada beberapa langkah untuk bisa mengurangi kegelisahan dan rasa curiga terhadap suami, sehingga kehidupan rumah tangga tetap harmonis.
Pertama, usahakanlah untuk tidak berpikir negatif tetapi berpikirlah positif. Sebenarnya Ibu sudah memulai untuk berpikir positif dengan memahami bahwa suami pulang melebihi jam biasanya karena memenuhi kebutuhan keluarga. Jauhkanlah rasa curiga bahwa suami memiliki WIL (Wanita Idaman Lain) karena akan meresahkan hati Ibu, apalagi hal ini hanya dugaan yang tidak mendasar. Pernah Ibu mendengar bahwa keinginan-keinginan yang muncul dalam diri kita juga merupakan permohonan atau doa. Oleh karena itu, berpikirlah positif.
Kedua, menanti adalah pekerjaan yang membosankan dan akhirnya akan menduga-duga bila yang ditunggu tidak datang. Untuk itu, usahakan untuk melakukan kegiatan yang membuat Ibu sibuk sehingga tidak terasa detik demi detik, menit demi menit, dan jam demi jam berlalu. Misalnya, membuat makanan kecil kesukaan suami, atau kegiatan lain yang bisa Ibu lakukan dan sukai.
Ketiga, tunjukkan perilaku seperti biasa. Artinya, melayani apa yang menjadi kewajiban seorang istri terhadap suami. Misalnya, mengasihi dan mencintai, merawat dan memperhatikan bila suami mempunyai masalah. Tidak perlu menduga-duga hal yang belum tentu benar. Bila suami terlambat pulang, jangan langsung bertanya alasan mengapa terlambat, karena ini akan memicu emosi. Tundalah pertanyaan tersebut di lain waktu yang menurut Ibu tepat untuk bertanya.
Keempat, hal yang terpenting untuk mengatasi semua permasalahan adalah komunikasi. Untuk memulai memang agak sulit, apalagi kalau ada ganjalan yang menghalangi. Apakah Ibu punya ganjalan komunikasi dengan suami? Kalau ada, tentu perlu diselesaikan sebelum kejadian ini berlarut-larut. Carilah waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan suami. Misalnya, saat dia tidak terlihat capek, atau ajaklah suami untuk makan berdua seperti masa pacaran.
Langkah-langkah tersebut perlu Ibu renungkan dan lakukan, semoga berhasil mengatasi permasalahan yang Ibu hadapi. Jangan lupa untuk senantiasa berdoa, karena doa akan membawa ketenangan dan kedamaian.
Tuhan memberkati.
Haryo Goeritno