web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Tembang IV: Orang Muda, Demokrasi, dan Bhinneka

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Pada Jumat, 26 April 2019, Forum Temu Kebangsaan memulai rangkaian kegiatan Temu Kebangsaan (Tembang) yang ke-4  dengan mengusung tema “Orang Muda, Demokrasi dan Bhinneka”.

Bertempat di CICO Resort, Bogor, kurang lebih 100 aktivis muda terpilih akan saling berdiskusi dan berjejaring dalam rangka merespon isu-isu kebangsaan yang krusial dan mendesak.

Selama 3 hari, 26 hingga 28 April 2019, peserta akan berfokus pada diskusi kelompok (focus group discussion-FGD) yang terbagi ke dalam lima tema yang mewadahi minat dan bidang keahlian dari para peserta Tembang IV yaitu lingkungan, pendidikan, anti korupsi, media dan digital, serta kewirausahaan.

Pembahasan kelima tema tersebut dibalut dalam nuansa keberagaman yang kental karena para peserta Tembang adalah representasi dari 5 organisasi keagamaan yang berkarya bersama dengan orang muda Indonesia, yaitu Jaringan Gusdurian, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (PERADAH), dan Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI).

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Sejak tahun 2016, Forum Temu Kebangsaan berkomitmen menjadi hub (perantara-red.) bagi 300 alumni yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Papua, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Khusus untuk tahun ini yang bertepatan dengan tahun diselenggarakannya Pemilihan Umum (Pemilu) serentak untuk pertama kalinya di Indonesia, Tembang IV menjadi sarana yang sangat relevan untuk menjadi ruang pertemuan aktor gerakan orang muda guna menanggapi tantangan yang merongrong persatuan dalam keberagaman Indonesia pasca Pemilu 2019.

Ditambah dengan fakta sesuai laporan Wahid Institute tahun 2017 bahwa telah terjadi pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) sebanyak 213 peristiwa dengan 265 tindakan. Jumlah tersebut naik dari 203 peristiwa yang terjadi pada tahun 2016.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Setara Institute juga mengeluarkan Indeks Kota Toleran pada 2018 yang menempatkan beberapa kota besar yang menjadi pusat-pusat ekonomi, justru berada dalam 10 kota dengan skor toleransi terendah seperti di Tanjungbalai, Banda Aceh, Jakarta, Cilegon, Padang, Depok, Bogor, Makassar, Medan, dan Sabang.

Tak pelak, agen-agen pejuang keberagaman menjadi penting untuk dikembangkan dan Tembang IV secara persis berupaya menjawab panggilan tersebut.

Tembang IV akan dibuka dengan pemaparan pengantar dari aktivis muda Nahdlatul ‘Ulama (NU), Savic Ali sebelum diantarkan pada FGD yang akan berlangsung selama sehari penuh di hari pelaksanaan kedua.

Selanjutnya, diskusi terfokus akan dipandu oleh fasilitator yang berpengalaman di bidangnya dan akan mendampingi peserta untuk merumuskan permasalahan strategis dalam masing-masing kelompok isu, mengonsolidasikan potensi para peserta, dan pada akhirnya menyusun langkah kerja nyata pasca Tembang IV.

Rangkaian acara akan ditutup dengan deklarasi peserta Temu Kebangsaan sebagai peneguhan komitmen dari para aktor muda perubahan yang berproses selama tiga hari dalam Tembang IV. Pekerjaan rumah bagi pelaksanaan demokrasi di Indonesia menyajikan pilihan-pilihan karya yang sangat kaya bagi peserta Tembang IV.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Melalui desain acara dari Tembang IV yang menekankan pada pembahasan penyelesaian isu kesejahteraan publik dan bukan semata pada wacana perbedaan dogma dan doktrin agama, peserta dilatih untuk fokus pada aksi nyata.

“Harapannya, peserta Tembang IV ini responsif terhadap permasalahan yang sangat urgen (mendesak-red.) akhir-akhir ini seusai pemilu. Kita wajib menguntai lagi tenun kebangsaan yang dirusak ujaran SARA, hoax, dan kampanye hitam karena perbedaan jagoan masing-masing. Urusan kebangsaan dan demokrasi bukan hanya soal pemilu!”, tegas Ketua Organizing Committee Tembang IV Lukman Hakim.

 

Team Media Tembang 2019
Editor: Antonius Bilandoro

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles