HIDUPKATOLIK.COM – Untuk sampai ke Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, dari Labuan Bajo kita harus menjelajahi perjalanan darat selama kurang lebih 3 jam di medan ekstrem berkelok-kelok di Flores Labuan Bajo-Ruteng.
BACA JUGA:
RESMI! Ini Dia Tanggapan Uskup Ruteng Meluruskan Kesalahpahaman di Keuskupannya
Kemegahan Katedral Keuskupan Ruteng dan Keelokan Kota di Kaki Gunung Ranaka
Iklim sejuk dan basah yang dimiliki Kota Ruteng adalah karena letak Kota Ruteng yang berada di dataran tinggi 1.200 meter di atas permukaan laut, tepatnya di kaki Gunung Anak Ranaka. Perbukitan hijau yang mengepung ibu kota Manggarai ini membuatnya memiliki suhu lebih dingin dibanding kota-kota lain di Flores. Saya pun telah menyiapkan jaket dan sweater tebal untuk membungkus badan saya saat malam tiba di mana suhu bisa mencapai 8 derajat celsius.
Seribu biara
Selain memiliki hawa dingin dan sejuk, Ruteng juga memiliki banyak biara Katolik, sebuah rumah pertapaan bagi para biarawan dan biarawati Katolik atau yang sering disebut suster, pastor, frater atau bruder. Sepanjang perjalanan di sisi kanan dan kiri, banyak sekali bangunan Biara. Hanya berjarak sekitar 50 hingga 100 meter lagi-lagi kita jumpai biara dari berbagai kongregasi religius Katolik. Saking banyaknya sungguh susah dihapal.
Dan Saking banyaknya juga, orang-orang menyebut Ruteng sebagai “Kota Seribu Biaraâ€.
Tentu saja sebenarnya jumlah biara tak sampai seribu, tetapi untuk kota sekecil Ruteng (7.136,4 km²) berdiri lebih dari 52 komunitas biarawan/biarawati dari bermacam kongregrasi religius berbagai negara di belahan dunia. Dan masing-masing kongregasi bisa memiliki lebih dari 1 komunitas biara. Jadi cukup pas jika menyebutnya sebagai Kota Seribu Biara.
(Rk)