HIDUPKATOLIK.com – “Pengalaman mengusir setan paling sulit yang pernah saya alami, berlangsung selama hampir 10 jam. Seorang mahasiswi pelajar ilmu bela diri Merpati Putih kerasukan setan saat mengikuti kenaikan tingkat di Pengalengan. Manifestasinya luar biasa. Ia bersuara berat seperti lelaki, memasang cakar, melotot beringas, serta mengancam. Sebelum dibawa ke pastoran, lebih dahulu ia dibawa ke seorang kiai namun tidak mempan. Lewat pergumulan selama 10 jam, barulah mahasiswi tadi dapat dibebaskan,†tutur Pastor Y.C. Abu Kasman OSC.
Pastor Abukasman, salah seorang peserta pertemuan Eksorsisme, kerap diminta mengusir setan. “Saya tidak bisa menghitung lagi. Telah sangat banyak pengusiran yang pernah saya lakukan, baik yang sangat sederhana maupun yang sangat berat seperti yang menimpa mahasiswi itu,†jelasnya.
Menurut Pastor Abu, ia biasa melakukan doa pribadi serta menenangkan diri sebelum melakukan suatu pengusiran. “Pertama-tama, saya amati dahulu manifestasi yang terjadi pada pasien: apakah penyakit fisik, mental, stres, atau karena sebab lain. Jika memang karena kuasa setan, barulah saya doakan. Saya berdoa dalam batin saja. Tak lupa, saya menumpangkan tangan pada dahinya. Sesudah itu, saya membuat tanda salib. Kalau setannya tidak terlalu kuat, maka orang yang sakit itu akan langsung terkulai, tertidur, dan beberapa saat setelah itu ia sadar kembali,†papar Abu Kasman.
Tidak jarang Pastor Abu melakukan pengusiran setan bersama orang-orang lain. Kelompok yang kerap diminta bantuannya adalah tim doa Karismatik. Menurutnya, berdoa bersama tim akan sangat membantu meningkatkan kekuatan doa. “Bukankah Tuhan berpesan, jika dua atau tiga orang berkumpul atas nama Yesus, maka kuasa Yesus akan hadir di tengah mereka?†Abu Kasman memberi alasan.
Imam berdarah campuran Padang dan Sunda ini mengaku tidak pernah belajar khusus tentang eksorsisme. “Modal saya adalah kuasa tahbisan serta perutusan Kristus untuk menyembuhkan dan mengusir setan!†katanya. Kendati demikian, Pastor Abu menjelaskan bahwa dirinya memang rajin menambah pengetahuan yang berkaitan dengan eksorsisme. Selain itu, ia juga kerap berlatih meditasi. “Meditasi itu baik untuk melatih kepekaan dan konsentrasi selain juga untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan.â€
Menurutnya, seorang eksorsis bisa merasa capai dan bosan. Karenanya, seorang eksorsis diharapkan memiliki ketahanan rohani yang tangguh. Apa yang dipaparkan Pastor Jose Francisco C. Syquia seputar eksorsisme, menurut Pastor Abu, amat baik. “Penjelasan Pastor Jose amat berimbang, baik dari sudut biblis, sejarah, tradisi Gereja, keilmuan maupun dari sudut psikologis,†tandasnya. Ia berharap, “Semoga banyak imam makin terbuka dan bersedia melayani di bidang ini.â€
Heri Kartono OSC